Kisah Memilukan Anak TK di Blitar yang Terjangkit HIV

Kini, korban akhirnya yatim piatu karena bapak dan ibunya telah tiada. Saat korban masih dalam kandungan, bapaknya meninggal dunia.

ILUSTRASI 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BLITAR - Tingkat penyebaran virus HIV kian menakutkan. Tak hanya di kota besar, namun di kota kecil, seperti Kabupaten Blitar, diketahui jumlah penderita HIV yang terdeteksi terus meningkat.

Kebanyakan mereka adalah para wanita, yang berprofesi sebagai tenaga kerja wanita (TKW). Itu diketahui setelah mereka pulang dari luar negeri.

Seperti yang dialami dua TKW. Mereka dipulangkan paksa oleh pemerintah Hong Kong dan Taiwan karena diketahui kena HIV.

Namun akhirnya, nyawa keduanya tak terselamatkan setelah dirawat di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi.

Justru, kali ini, penderita HIV diketahui seorang anak berusia 5 tahun.

Bocah berinisial Iim, itu terdeteksi dinas kesehatan setempat, semenjak dilahirkan dulu.

"Saat dilahirkan itu, dia sudah terdeteksi kalau terkena penyakit itu. Namun, nyawa ibunya tak berhasil diselamatkan usai melahirkan korban. Ia juga terkena penyakit itu," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Blitar, Yuni Sri Wulandari, Minggu (17/1/2015).

Kini, korban akhirnya yatim piatu karena bapak dan ibunya telah tiada. Saat korban masih dalam kandungan, bapaknya meninggal dunia.

Itu diduga juga karena terkena penyakit itu. Setahun kemudian, istrinya menyusulnya sehabis melahirkan korban. Korban sendiri berasal dari keluarga pas-pasan.

"Bapak saya dulu itu, bekerja sebagai tukang becak, sedang ibu saya hanya seorang ibu rumah tangga biasa," tutur Pwt (30), kakak korban.

Yuni menambahkan, karena kondisi korban seperti itu, maka sejak dilahirkan sampai berusia setahun, ia jadi tanggung jawab penuh diskes.

Mulai dari jatah susu sampai pengobatannya. Sebab, susu yang diminumnya itu tak seperti susu buat anak sehat. Namun, ada susu khusus buat anak yang mengidap penyakit seperti itu.

"Bahkan, sampai sekarang pun, ia masih dipantau dinas. Hampir setiap minggu sekali, ada tim medis yang datang ke rumahnya, untuk mengecek kesehatannya. Untuk sebulan sekali, ia harus dikontrolkan ke RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi," paparnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved