Pengaduan Soal Benda Asing di Susu Kemasan, Pabrik UHT Diperiksa
BBPOM sebut dia, hanya sebatas melakukan pengecekan terhadap pabrik pengolahan susu kemasan yang diadukan.
"Sekitar 10 menit terasa gatal. Saya lihat anak saya, bibirnya tebal dan gusinya bengkak. Kemudian anak saya demam dan batuk-batuk. Tapi tidak langsung saya bawa ke rumah sakit karena kalau dokter kan tunggu gejala klinis dulu. Pada malamnya, badan anak saya merah," ujar Rini kepada wartawan di kantor BPSK Kota.
Rini mengatakan, anaknya bari dibawa ke Rumah Sakit Advent sore setelah berkonsultasi dengan sejumlah dokter.
Didiagnosa keracunan makanan, anaknya pun terpaksa dirawat di rumah sakit hingga 1 Februari 2016.
"Pada 1 Februari 2016 sudah boleh pulang, tapi tidak berarti sembuh karena harus tetap terapi obat dan monitoring dokter," ujar Rini.
Rini mengaku, langsung melakukan komunikasi dengan salah satu produsen susu kemasan tersebut.
Ia menghubungi nomor layanan konsumen yang tertera pada bungkus susu kemasan itu.
Awalnya keluhannya mendapatkan respon yang cukup baik hingga akhirnya terjadi ketidaksepakatan.
"Awalnya sempat melakukan pertemuan dan ada sejumlah hasil dari pertemuan. Namun Jumat 19 Februari 2012, ada deadlock sehingga kami laporkan ke pihak yang berwenang," kata Rini. (Teuku Muh Guci S)