Hari Kartini

Lewat Suratnya Kartini Curhat Wanita Berhak Menuntut Ilmu dan Meraih Cita

Semasa hidupnya, Raden Ajeng Kartini mungkin tak pernah berpikir untuk menjadi seorang tokoh emansipasi perempuan.

Editor: soni
kompas.com

Namun, Kartini memiliki keyakinan bahwa tercapai atau tidak keinginannya tersebut hanya bergantung pada dirinya sendiri. Kartini menyadari bahwa dibutuhkan keberanian dan kecakapan untuk mewujudkan semua harapannya.

"Karena saya tidak dapat, tidak mau merendahkan diri, membiarkan hati perempuan saya diinjak-injak yang merupakan nilai saya sebagai perempuan, sebagai manusia; saya harus menolak rencana mereka."

"Saya berkewajiban moril terhadap ketetapan hati saya, yang tidak dapat saya tahan diam. Perjuangan batin memang cukup berat."

Dua puluh tahun kemudian, bahkan hingga memasuki masa post-modern saat ini, hambatan bagi perempuan untuk menggapai cita-cita tampaknya masih belum berubah.

Bangsa Indonesia memang diajarkan untuk menghargai adat-istiadat dan kebudayaan lokal. Namun, dalam beberapa budaya di Tanah Air, perempuan masih sulit mendapat persamaan hak dengan laki-laki.

Perempuan tidak diberi kesempatan yang sama, tetapi hanya diberi tanggung jawab untuk mengurus suami dan anak-anaknya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved