Perawat RS Diduga Salah Berikan Obat, Balita Ini Meninggal
“Sesampainya di sana, langsung perawatan di ruang spesialis anak. Menurut dokternya, ada penggumpalan dahak di dada,” ucapnya, saat ditemui sejumlah
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Endra Zulkarnain
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Ad (2) diduga meninggal akibat perawat RSU Menggala salah memberikan obat.
Samsi (39), orangtua korban menceritakan, kronologi dugaan salah diagnosis oleh pihak RS bermula pada Senin (25/7/2016) sekitar pukul 14.15 WIB.
Warga Gunung Sakti, Kelurahan Menggala Selatan itu mengantarkan anaknya ke RSU Menggala untuk berobat, akibat penyakit batuk dan pilek yang diderita anaknya tidak kunjung sembuh.
“Sesampainya di sana, langsung perawatan di ruang spesialis anak. Menurut dokternya, ada penggumpalan dahak di dada,” ucapnya, saat ditemui sejumlah wartawan, Selasa (26/7/2016).
Samsi menjelaskan, sebelum anaknya diperiksa, ia ditanya seorang dokter spesialis anak, terkait keluhan yang diderita anaknya tersebut.
Ia menambahkan, ketika anaknya sudah dirawat, sekitar pukul 23.00 WIB, ada seorang perawat yang memberikan obat kepada anaknya.
“Setelah dikasih obat itu, anak saya langsung kejang-kejang. Lama, sekitar tiga jam. Obatnya dimasukkan lewat mulut anak saya,” terang suami Subaidah (33) itu.
Setelah kejang-kejang, lanjut Samsi, anaknya tidak kunjung sadar. Walaupun, kejang-kejang sudah berhenti.
“Cuma, matanya melotot terus,” paparnya.
Usai kejadian itu, Samsi menerangkan, anaknya dirujuk ke RSU Abdul Moeloek keesokan paginya, Selasa.
“Alasannya, peralatan (RSU Menggala) tidak lengkap,” tukasnya.
Sesampainya di gerbang RSUAM, Samsi mengatakan, anaknya sudah meninggal. Pemeriksaan di RSUAM pun menguatkan hal tersebut.
Samsi beserta keluarganya mengatakan, pihaknya secara tegas meminta pertanggungjawaban RSU Menggala. Sebab, anaknya meninggal diduga karena pemberian obat yang salah.
“Intinya, saya minta pertanggungjawaban rumah sakit,” tutupnya.