Olimpiade 2016

Sempat Dilarang Latihan Angkat Besi, Eko Yuli Irawan Pernah Buat Ayahnya Menangis

Eko, lanjut Saman, sudah tinggal jauh dari keluarga sejak kelas V SD. Sebab, Eko harus berlatih di Bogor. Sementara, keluarganya di Metro.

Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUN LAMPUNG/Indra Simanjuntak
Medali Perunggu yang diraih Eko Yuli Irawan pada Olimpiade Beijing 2008 terpajang di rumah keluarga di Tejo Agung, Kota Metro. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Indra Simanjuntak

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO - Eko Yuli Irawan berhasil meraih medali perak pada Olimpiade Rio 2016.

Sejak Olimpiade Beijing 2008, Eko memang tak pernah absen meraih medali. Saat itu, ia mendapatkan medali perunggu. Lalu pada Olimpiade London 2012, ia meraih medali perak.

Untuk mencapai kesuksesan tersebut, Eko tidak meraihnya dengan mudah. Bahkan, perjuangannya sudah dimulai dari kelas V SD.

Ayah Eko, Saman menceritakan, pria kelahiran Metro tersebut berasal dari keluarga sederhana. 

"Kalau sekarang itu ya tinggal bangganya saja. Senang. Tapi, itu ya enggak datang tiba-tiba. Eko banyak membantu keluarga. Tapi yang paling utama, membuat bangga," imbuhnya, Selasa (9/8/2016).

Eko, lanjut Saman, sudah tinggal jauh dari keluarga sejak kelas V SD. Sebab, Eko harus berlatih di Bogor. Sementara, keluarganya di Metro. Eko dilatih dibawah asuhan Yon Haryono dan Joni Firdaus.

Pada kompetisi perdana tingkat junior tahun 2002 di Indramayu, Eko langsung menyabet emas pada kelas 35 kilogram (kg).

"Dulu, saya sempat nangis senangis-nangisnya dilihat orang banyak di stasiun. Masih kelas 5 SD sudah harus pindah ke Bogor untuk latihan. Jauh dari keluarga. Tapi, dia kuat dan kerja keras," terang Saman.

Prestasi demi prestasi pun akhirnya dicatatkan Eko, selepas torehan medali perdananya di Indramayu. Hingga pada 2006, dirinya menuju pelatnas. Ia berhasil mempersembahkan medali emas pada sea games 2007.

Seiring dengan keberhasilannya, pundi-pundi rezeki pun kian bertambah. Alhasil, Eko memberangkatkan orangtuanya naik haji pada 2011. Ia pun membangun rumah baru di Jalan Waluh Tejo Agung, Metro Timur. Ia juga membeli kebun 4,5 hektare, dan sawah setengah hektare di Metro.

Menurut Saman, Eko sebenarnya sempat dilarang untuk latihan angkat besi. Sebab, ia dulu diminta untuk membantu menambah penghasilan keluarga dengan menggembalakan kambing.

"Yang larang ibunya. Karena kami susah. Dulu rumah geribik. Itu juga bukan kambing kami. Gaduh. Punya orang, bagi hasil. Tapi karena kemauannya keras, ya kami iyakan. Ternyata, hasilnya luar biasa. Dia mengharumkan keluarga dan bangsa," tuturnya.

Sementara, ibu Eko, Wastiah mengaku selalu mendoakan anaknya.

Wastiah mengatakan, ia pun beberapa kali berkomunikasi dengan Eko melalui sambungan video (video call).

"Terakhir ngobrol cuma sehari sebelum bertanding. Dia minta didoakan saja supaya maksimal memberikan yang terbaik. Sampai sore ini, belum komunikasi. Mungkin masih sibuk. Beda waktu juga," terangnya, Selasa.

Eko pun sempat berjanji akan membelikan adiknya mobil, apabila berhasil meraih medali.

"Itu sih terserah Wawan saja. Kami juara saja sudah senang," jawab Saman dan Wastiah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved