Wanita yang Mutilasi Balitanya Tertawa-tawa Sendiri
"Kadang sadar dan kadang tidak. Masih suka tertawa-tawa sendiri dia,"
Begitu juga di kasus Mudmainah (28) yang memutilasi anak kandungnya sendiri di Cengkareng, Jakarta Barat. Ini saya jamin, si ibu sakit.
Saya yakin dia mengidap skizofrenia akut. Itu kondisi gangguan jiwa yang ekstrem.
Dia bukan mengidap depresi. kalau depresi, Mudmainah yang membunuh dirinya sendiri.
Sebab depresi itu tak aktif. Tapi kalau skizofrenia, pengidapnya cenderung aktif dan tak sadar apa yang dilakukannya.
Ketika melakukan mutilasi, Mudmainah tak akan sadar. Pengidap skizofrenia itu, antara satu episode dengan episode dalam kehidupannya tak saling terhubung. Itulah mengapa dia bisa tak sadar ketika memutilasi anaknya.
Pengidap skizofrenia itu kadang dia terlihat sehat. Pengidap ini bisa dimulai dengan seorang yang sifatnya pendiam maupun introvert.
Terkadang pengidap skizofrenia ini tak sadar bahwa dia terjangkit.
Ketidaksadaran bahwa dia mengidap skizofrenia itu bisa muncul karena sibuk bekerja atau lainnya.
Atau ciri-cirinya ada, tetapi tidak disadari karena kondisi keluarga yang miskin dan tak mengerti ada yang aneh dengan anak mereka.
Akhirnya skizofrenia itu terus bertumpuk-tumpuk dan makin akut.
Kalau sudah begitu hanya tinggal menunggu pemicunya saja untuk kemudian meledak dan membuat pengidapnya tak terkontrol.
Pemicunya bisa macam-macam, mulai dari kecemburuan, stres, kelelahan dan ketegangan yang berlebihan.
Melihat adanya gelagat sakit jiwa, polisi tak bisa membawa kasus ini ke ranah hukum. Harus dibawa ke rumah sakit jiwa.
Tapi apa mampu dia dibawa ke rumah sakit jiwa. Keluarganya mampu tidak biayai.
Karena belum ada BPJS yang menanggung penyakit jiwa. Itu yang repot. (ote)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/mudmainah-alias-iin-28_20161005_103414.jpg)