Berita Video Tribun Lampung

(VIDEO) Zaman Belulang Bikin Yustin Jadi Serius dan Terbahak

Sesekali, suara tawa penonton membahana saat para pelakon mengeluarkan dialog dan ekspresi yang lucu. Sorot lampu panggung yang sayup redup, dan

Penulis: Yoga Noldy Perdana | Editor: Ridwan Hardiansyah

Laporan Reporter Tribun Lampung Yoga Noldy Perdana

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Ratusan pengunjung memadati hari pertama pergelaran Festival Oktober 2016 di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Kamis (6/10/2016).

Mereka penasaran dengan pementasan teater berjudul Zaman Belulang (The Age of Bones) karya Sandra T Thibodeaux dengan dramaturgi oleh Alex Galeazi dan Iswadi Pratama.

Dalam pertunjukan tersebut, ada beberapa properti berbentuk kapal laut, yang diletakkan di depan, serta kiri dan kanan panggung. Di sudut kiri panggung, properti berupa kursi dan meja diletakkan.

Sesekali, suara tawa penonton membahana saat para pelakon mengeluarkan dialog dan ekspresi yang lucu. Sorot lampu panggung yang sayup redup, dan hanya menyinari sudut-sudut tertentu, untuk menerangkan elemen penting jalannya cerita, membuat suasana pertunjukan semakin khidmat.

Di antara penonton, terdapat Aprilani Yustin Ficardo, istri Gubernur Lampung M Ridho Ficardo. Wanita yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Lampung (DKL) itu tampak serius menyaksikan jalannya pertunjukan.

Beberapa kali, ia terlihat terbahak saat ada adegan lucu.

“Saya sangat mengapresiasi pertunjukan hari ini. Ceritanya juga sangat unik dan menarik. Berhubung ada kolaborasi antara seniman teater Indonesia dengan Australia. Pokoknya, saya tadi sangat menikmati pertunjukannya. Dengan adanya gelaran Festival Oktober ini, saya harap dapat lebih memajukan seni di Lampung, khususnya seni teater, di Lampung dan dunia,” tutur Yustin.

Iswadi Pratama, sutradara Zaman Belulang yang juga pimpinan Teater Satu Lampung, mengatakan, pentas kali ini merupakan hasil kolaborasi Teater Satu (Lampung-Indonesia) dengan seniman Australia.

Zaman Belulang ini juga akan dipentaskan di Bandung, Tasikmalaya, dan sejumlah kota di Australia, seperti Melbourne, Sydney, dan Darwin, pada awal tahun 2017 nanti,” beber Iswadi.

”Kontennya mengusung gaya nonrealis. Kami melibatkan sejumlah seniman lintas disiplin (teater, seni rupa, audio visual, tradisi, modern) dengan berbagai gaya pemanggungan. Itulah yang membuat pertunjukan Zaman Belulang sangat sayang untuk dilewatkan,” tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved