Pasien Meninggal Saat Cuci Darah

Polda Autopsi Jenazah Pasien Meninggal Saat Cuci Darah

Makam Bramanto, pasien yang meninggal dunia saat cuci darah di Rumah Sakit Bumi Waras, dibongkar, Rabu (19/10/2016) sore.

Penulis: wakos reza gautama | Editor: soni
pembongkaran makam Bramanto 

Laporan Reporter Tribun Lampung Wakos Gautama 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Makam Bramanto, pasien yang meninggal dunia saat cuci darah di Rumah Sakit Bumi Waras, dibongkar, Rabu (19/10/2016) sore. Pembongkaran makam ini dalam rangka pelaksaan autopsi jenazah Bramanto.

Dari pantauan Tribun Lampung di TPU Anugerah di Jalan Dr Warsito, Telukbetung Utara, keluarga dan pengurus TPU sedang membongkar makam Bramanto. Rencananya jenazah Bramanto akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Tampak beberapa aparat kepolisian juga menyaksikan pembongkaran makam Bramanto. Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung Komisaris Besar Dicky Patrianegara mengatakan, langkah autopsi diambil untuk mencari petunjuk mengenai kematian korban.

“Kami autopsi untuk mengetahui kondisi korban dan mencari petunjuk penyebab kematian korban,” kata Dicky. Setelah mendapatkan hasil autopsi, tutur dia, akan dijadikan petunjuk untuk membuat terang penyebab kematian Bramanto.

Dicky mengatakan, penyidik juga akan memeriksa para saksi terutama pasien yang melakukan cuci darah berbarengan dengan Bramanto. “Pada saat bersamaan ada 10 orang cuci darah tapi ada satu yang meninggal dunia. Ini akan kami tanyakan ke pasien lainnya,” ujar dia.

Selain dari pasien cuci darah, penyidik juga akan memeriksa para ahli. Ahli yang diperiksa, kata Dicky, adalah ahli bidang alat mesin cuci darah, ahli tentang standar operasional prosedur mengenai pengawasan di rumah sakit dan SOP pelaksaan cuci darah.

Sampai saat ini, menurut Dicky, penyidik sudah memeriksa lima orang. Kelima saksi itu dari pihak Rumah Sakit Bumi Waras dan dari keluarga korban. “Pemeriksaan saksi akan terus berlanjut untuk bahan penyelidikan,” jelas Dicky.

Pasien Rumah Sakit Bumi Waras bernama Bramanto (45), warga Jalan Tangkuban Perahu, Kelurahan Kupang Kota, Telukbetung Utara, meninggal dunia saat menjalani proses cuci darah, Selasa (18/10/2016) pagi. Bramanto menghembuskan nafas terakhir karena mesin cuci darahnya mati saat listrik padam.

Enriko (46), kakak Bramanto, mengatakan, adiknya adalah pasien penyakit ginjal yang dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras sejak Jumat malam. Menurut Enriko, dokter Gufron yang menangani menyuruh Bramanto menjalani cuci darah.

"Sejak dirawat Jumat malam kondisinya semakin membaik," ujar Enriko, Selasa (18/10/2016). Pada pagi harinya, sesuai arahan dokter Gufron, Bramanto menjalani cuci darah di ruang hemodialisa sekitar pukul 9.30 wib.

Baru berjalan 15 menit, kata Enriko, mesin cuci darah mati karena listrik padam. Di ruang yang sama, ada sembilan mesin cuci darah lainnya namun tidak mati. Ini dikarenakan, UPS nya masih menyala. "Ternyata UPS di mesin cuci darah adik saya rusak. Sehingga ketika listrik padam, mesin ikut mati," ujar Enriko.

Lima menit setelah mesin cuci darah mati, Enriko yang saat itu ada di ruangan hemodialisa, melihat detak jantung Bramanto sudah tidak ada. Yang sangat disesalkan Enriko, tidak ada dokter yang berupaya menolong adiknya ketika anfal.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved