Tugas Mahaguru Dimas Kanjeng Hanya Duduk Putar Tasbih di Padepokan lalu Terima Duit

Profesi mereka selain menjadi buruh, juga ada yang menjadi pengemis, pengangguran, hingga tukang becak.

KOMPAS.com/Achmad Faizal
Para maha guru Dimas Kanjeng diperiksa sebagai saksi di Mapolda Jatim, Senin (7/11/2016). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SURABAYA - Berjubah hitam dan membawa tasbih, Mujang dan enam rekan sesama mahaguru di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berbaris di depan gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Senin (7/11/2016). 

Bapak empat anak berusia 51 tahun itu mengaku tidak tahu-menahu alasan dirinya tiba-tiba dibawa ke Mapolda Jatim untuk menjalani pemeriksaan.

"Saya baru tiga kali ikut ke padepokan di Probolinggo," kata Mujang.

Dia mengaku tidak terlalu kenal dengan sosok Dimas Kanjeng dan aktivitasnya. Dia mengaku hanya tahu telah diberi pekerjaan dan diberi imbalan atas pekerjaan tersebut.

"Gimana saya tahu, orang membaca saja saya tidak bisa," kata pria yang tercatat sebagai warga Kepa Duri, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ini.

Pria yang tadinya sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan itu juga tidak mengerti julukan arti julukan yang diberikan kepadanya, yakni Abah Nogososro. Dia mengaku, panggilan itu diberikan kepadanya beberapa waktu lalu di padepokan. 

Mujang mengaku baru tiga kali mengikuti acara di padepokan di Probolinggo. Di sana, dia hanya diperintah untuk duduk sebentar di panggung utama acara bersama mahaguru lainnya yang sama-sama berasal dari Jakarta.

"Tugas saya cuma duduk dan memutar tasbih, setelah itu ya sudah," ungkapnya.

Setelah bertugas, Mujang mengaku diberi amplop oleh orang dari pihak padepokan. Amplop itu berisi uang Rp 2 juta. Isi amplop yang diterimanya juga pernah hanya Rp 1,5 juta.

Mujang dan enam rekannya sesama maha guru bayaran saat diperlukan menghadiri acara di padepokan, difasilitasi kendaraan untuk pulang dan pergi.

"Tidak setiap ada acara dipanggil, tergantung dibutuhkan atau tidak," ujarnya. 

Kepala Sub Direktorat I Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Cecep Ibrahim, mengatakan, tidak perlu syarat rumit untuk menjadi maha guru Dimas Kanjeng.

"Hanya perlu berjenggot saja agar terlihat seperti ulama yang bersahaja," kata Cecep.

Para mahaguru "bayaran" itu direkrut Karmawi, orang suruhan Vijay, yang merupakan salah satu orang kepercayaan Dimas Kanjeng.

Pengusaha berkebangsaan India itu sudah ditetapkan tersangka oleh polisi karena terkait aksi penipuan Dimas Kanjeng.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved