Wanita Ini Saksikan Langsung Kesaktian Soeharto Saat Masih Jadi Presiden, Begini Pengakuannya

Ia merasa tersanjung, rumah makan sederhana miliknya dipercaya menyiapkan makanan, untuk para ajudan dan pengawal presiden.

Kompas.com
Presiden Soeharto pada saat mengumumkan pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 21 Mei 1998. 

“Maklum, saya kan orang kampung, tukang warung pinggir jalan, kok bisa ketemu langsung dengan presiden,” rasa bangga menggelegak dalam suaranya.

Ia melihat, pada jamuan makan saat itu, piring Pak Harto hanya berisi tahu dan tempe, agaknya berpantang kangkung.

BACA JUGA: Kenakan Jubah Panjang Saat Rapat Paripurna, Anggota DPRD Ini Disebut Unik

Sedangkan, Ibu Tien berpantang tauge.

Selesai acara di Istana Tampaksiring, rombongan pindah ke kawasan Pantai Sanur, di wisma Mr Kajima.

Baiq juga diminta menyiapkan makan malam.

Dari dapur, bersama juru masak lain, ia melihat Soeharto masuk ke dalam kamar, dan mereka menunggu-nunggu, bagaimana penampilan Jenderal Besar itu sehari-hari.

Begitu yang ditunggu keluar kamar, mereka pun bergunjing.

“Pak Harto hanya memakai kaus oblong putih, dan sarung putih kotak-kotak cokelat, juga memakai selop jawa. Santai sekali,” ujar istri Fathoni Akbar itu.

Soeharto memandangi para cucunya, yang sedang asyik bermain di kolam renang.

Karena sudah sore, para ajudan dan pengasuh sibuk meminta para cucu naik dari kolam renang.

Dasar anak-anak, mereka tak memedulikan anjuran itu.

BACA JUGA: Masuk Perbatasan Turki-Suriah, Seorang Politisi PKS Dideportasi, Dijemput Densus 88

Akhirnya, Pak Harto sendiri yang turun tangan.

Ia tiba-tiba muncul di pintu sembari memanggil cucu-cucunya, dan mengisyaratkan hari mau hujan seraya menunjuk ke langit.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved