Rumah Pembuat Petasan Meledak, 2 Balita Meninggal dengan Tubuh Menghitam
Seluruh tubuhnya melepuh dengan kondisi menghitam, dan patah di tulang belakang akibat tertimpa reruntuhan tembok dan kayu rumah Suud.
Warga langsung berbondong menuju arah dan mencari suara ledakan.
Mereka keluar rumah dan terlihat panik.
Kepanikan luar biasa, terutama terlihat dari wajah Zaini dan Fari.
Karena, anak mereka sebelum kejadian berada di rumah saudaranya tersebut, untuk bermain dengan Alga, anak Suud.
Begitu ke luar rumah sesaat usai mendengar ledakan, Fari mendapati rumah Suud sudah ambruk dan rata dengan tanah.
Dia spontan berteriak dan minta tolong sambil mencari Anas, anaknya.
Tak lama, Fari menemukan tubuh anaknya di bawah reruntuhan atap rumah, dengan kondisi luka bakar menghitam di sekujur tubuh, dan dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Melihat anaknya kaku dengan luka bakar nyaris hangus, Fari langsung berteriak histeris dan ambruk ke tanah.
Dia pingsan.
Sejumlah warga berusaha membantu dan membopong tubuhnya ke rumahnya.
Sementara, Suud yang masih berada pasar menemani istrinya sangat kaget, ketika mendapat kabar dari tetangga tentang rumahnya yang meledak, dan hancur menimpa kedua anaknya.
Suud dan Romlah bergegas pulang melihat hal yang telah terjadi.
Mengetahui rumah ambruk dan anaknya jadi korban, Romlah menjerit seketika tak sadarkan diri.
Dugaan sementara, meledaknya petasan di dalam rumah Suud itu karena Dani menyalakan korek api, lalu membakar tumpukan petasan di dekatnya dan jumlahnya ratusan.
Arif, tetangga korban mengatakan, Suud memang pembuat petasan, semacam home industri petasan kecil-kecilan.