Ditahan Satu Bulan di Mesir, Mahasiswa Asal Lamteng Beberkan Kronologinya
Fandi bukan satu-satunya mahasiswa Universitas Al Azhar, Kairo, asal Indonesia yang ditahan dan dipulangkan oleh Pemerintah Mesir.
Penulis: syamsiralam | Editor: taryono
TERBANGGI BESAR, TRIBUN - Warga Lampung Tengah, Achmad Afandy, yang ditahan selama satu bulan lebih oleh kepolisian Mesir, akhirnya bersua lagi dengan orangtua dan keluarganya.
Kedatangan mahasiswa jurusan Syariah Islamiah, Universitas Al Azhar, Kairo, itu disambut haru oleh keluarganya di Kampung Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Senin (11/7) sore.
Setelah insiden penahanan ini, Fandi, sapaan akrab Achmad Afandy, mengaku masih tetap ingin melanjutkan kuliah di Mesir. Namun, ia belum tahu kapan akan kembali ke negeri piramida tersebut. Fandi mengatakan akan mengikuti perkembangan situasi di Mesir.
"Saya belum tahu kapan lagi bisa kembali ke sana. Mungkin menunggu sampai benar-benar kondisi Mesir kondusif," kata Fandi, saat ditemui Tribun, kemarin.
Fandi menuturkan, keputusan Pemerintah Mesir memulangkannya ke Tanah Air tidak ada kaitan dengan gerakan radikalisme di Negeri Firaun tersebut.
"Ini hanya terkait situasi politik di Mesir yang tidak kondusif. Pemerintah Mesir memberlakukan situasi darurat, sehingga semua orang harus diperiksa identitas kependudukannya," ujarnya.
Fandi bukan satu-satunya mahasiswa Universitas Al Azhar, Kairo, asal Indonesia yang ditahan dan dipulangkan oleh Pemerintah Mesir.
Tiga mahasiswa lainnya; Rifai Mujahidin al Haq (asal Kalimantan Timur), Adi Kurniawan (asal Bandung), dan Mufqi Al Banna mengalami nasib serupa, yakni ditahan dan dideportasi.
Menurut Fandi, permasalahan yang ia alami ini sudah dianggap lumrah oleh pihak Universitas Al Azhar, Kairo. Sebab, pihak Universitas Al Azhar mengetahui banyak mahasiswa dari luar Mesir yang menuntut ilmu di kampus tersebut.
Menurut Fandi, untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar sana, ia hanya cukup mendapatkan konfirmasi dari pihak kampus. Setelah itu, melakukan konfirmasi lagi ke Kedutaan Mesir di Indonesia.
Antar Dokumen
Anak kedua pasangan Abdul Muis dan Siti Rohmah itu pun mengisahkan kronologi penahanannya di wilayah bagian Samanud, Mesir.
Fandi mengaku dirinya memang tinggal di Samanud. Wilayah ini masuk kategori zona merah dan intens disorot aparat militer Mesir karena dianggap sebagai markas teroris.
Menurut dia, awalnya temannya bernama Adi Kurniawan yang ditahan oleh Kepolisian Samanud karena terjaring razia keimigrasian. Ketika itu, Adi tak membawa dokumen keimigrasian.
Adi kemudian menghubungi Fandi. "Oleh Adi, saya disuruh mengantar dokumennya ke kantor polisi. Tapi sampai di sana, saya justru ikut ditahan karena alasan dokumen izin tinggal juga," kata Fandi.
Ia mengatakan, razia yang dilakukan kepolisian bersifat umum dan random. Ia menegaskan, tidak ada istilah razia khusus untuk penangkapan mereka.
Total, sejak masa penangkapannya, Fandi mengaku ditahan selama 35 hari. Ia pun harus merayakan Idul Fitri di kantor polisi.
Menurut dia, ada 12 orang lainnya sesama mahasiswa Universitas Al Azhar, yang juga ditahan karena permasalahan keimigrasian. Antara lain mahasiswa dari Rusia, Cina, Yaman, dan Turkistan.
Perlakuan Baik
Fandi mengaku tak sekali pun mendapatkan tekanan fisik dari kepolisian Mesir terkait permasalahan yang dialaminya.
Bahkan, pria kelahiran 9 November 1993 itu mengaku mendapat perlakuan baik jelang penahanan.
Polisi mempersilakan Fandi untuk pulang ke kediamannya untuk berbuka puasa. Setelah berbuka puasa, barulah ia kembali lagi dan menjalani pemeriksaan sampai akhirnya ditahan.
"Saya sempat pulang dulu (berbuka puasa di asrama), sampai akhirnya mereka beralasan kalau izin visa saya canceling dan harus diperbarui kembali. Akhirnya, setelah itu kami (tiga rekan lainnya asal Indonesia yakni Adi Kurniawan, Rifai Mujahidin Al-Haq, dan Mufqi Al-Banna) dipulangkan ke Indonesia," bebernya.
Saat Hari Raya Idul Fitri, sambung Fandi, ada seorang pejabat kepolisian setempat meminjamkan handphone untuk berkomunikasi dengan keluarga masing-masing.
"Komandan polisi itu menyediakan tiga handphone untuk kami berhubungan dengan keluarga di negara masing-masing. Polisi itu bilang kalau aksinya itu jangan sampai diberitahu oleh polisi lainnya.
Kesempatan itu saya lakukan untuk ber-Lebaran dengan keluarga. Setelah itu, kami tak lagi bisa berkomunikasi," tuturnya.
Menurut Fandi, proses penahanan yang cukup lama itu disebabkan pihak berwenang Mesir ingin terlebih dulu mendapatkan konfirmasi dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Mesir.
Ortu Bersyukur
Sementara Abdul Muis, ayah Fandi, bersyukur putranya sudah bebas dari tahanan aparat keamanan Mesir.
Ia mengaku mendapat informasi penahanan Fandi pada 4 Juni lalu. Padahal, sehari sebelumnya, anak keduanya itu sempat memberi kabar melalui aplikasi WhatsApp (WA), bahwa tanggal 12 Juni akan pulang ke Indonesia untuk liburan akhir semester selama empat bulan.
"Kalau komunikasi rutin, minimal dua hari sekali Fandi memberi kabar dan menanyakan kabar keluarga di sini (Indonesia). Tidak ada perasaan kecemasan apa-apa, karena anak saya memang masuk ke negara orang buat belajar dan dari jalur yang resmi," ujar Abdul Muis.
Kecemasan Abdul Muis dimulai saat Fandi mengonfirmasi bahwa dirinya ditahan kepolisian Mesir. Saat itu, ia benar-benar bingung harus menghubungi siapa karena kabar yang didapatnya tepat pada malam hari.
Kemudian Abdul Muis mencoba mencari informasi mulai dari Jakarta maupun langsung dari Mesir untuk mencari tahu peristiwa yang sebenarnya terjadi.
"Ya saya panik (pertama kali mendengar kabar Fandi ditahan). Saya cari keterangan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), KBRI Mesir, hingga ke biro hukum di sana. Alhamdulillah ternyata hanya persoalan keimigrasian. Saya juga khawatir karena belakangan kondisi di Mesir kan tidak kondusif," tuturnya.
Abdul Muis mengaku, ia dan keluarga saat ini sudah tenang karena anaknya yang sejak 2014 tinggal di Mesir itu, bisa kembali ke Tanah Air.
Meski begitu, Abdul Muis belum bisa memberi kepastian apakah akan mengizinkan Fandy kembali ke Al Azhar, Kairo, setelah inisiden penahanan ini. Ia mempersilakan Fandi untuk memutuskannya.
"Kalau itu bagaimana Fandi saja," ujar Abdul Muis.
Sementara itu, Kepala Kampung (Kakam) Adi Jaya, Ngatino, mengaku mendapat informasi kepulangan Fandi sekitar pukul 02.30 WIB, Minggu. Ngatino diminta membantu Abdul Muis untuk memberikan klarifikasi tentang pemulangan Fandi dari Mesir.
"Makanya saya suruh orangtua Fandi terbuka memberikan keterangan, baik kepada polisi maupun awak media, tidak perlu ada yang ditutup-tutupi karena memang tidak terjadi apa-apa terhadap Fandi. Ini hanya soal imigrasi saja," jelas Ngatino.
Ngatino justru menyesalkan sikap Pemerintah Mesir yang bertindak semena-mena terhadap mahasiswa. Menurutnya, apa yang terjadi kepada Fandi dkk dapat mencemarkan nama baik dan merusak pendidikan mereka.
Polda Segera Temui Fandi dan Keluarga
DIREKTORAT Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Lampung memastikan mahasiswa asal Lampung bernama Achmad Afandy yang diamankan di Mesir, telah dipulangkan ke kampung halamannya, di Lampung Tengah.
Direktur Intelkam Polda Lampung, Komisaris Besar Amran Ampulembang, mengatakan, pihaknya akan segera menemui Achmad Afandy dan keluarganya.
Amran menyatakan akan meminta keterangan tentang permasalahan yang dialami Achmad Afandy dan tiga rekannya sesama mahasiswa Al Azahar, Kairo, sehingga ditahan selama sebulan lebih dan dipulangkan.
Menurut Amran, polisi sejauh ini belum mendapatkan informasi secara pasti permasalahan empat mahasiswa asal Indonesia di Negeri Piramida tersebut.
"Ini yang sedang kami dalami. Rencananya polisi juga akan berdikusi langsung kepada yang bersangkutan, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," kata Amran, Senin (11/7).
Selain itu, Amran mengatakan Polda Lampung akan berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk mencari tahu permasalahan dan langkah yang akan ditempuh.
"Biasanya pemerintahan Negara Mesir tidak mempublikasikan alasan penangkapan, karena itu merupakan rangkaian penyelidikan. Sama halnya ketika polisi di Lampung sedang melakukan penyelidikan dan belum bisa dibeberkan," ungkapnya.(sam/mg4)