Anak dan Istri Dibacok Suami, Sebelum Tewas Istri Bilang,'Mas, Tolong Anak Saya'
"Kalau ibunya (Warni) luka bacok di kepala dua, satu di leher, lengan kanan dan punggung," jelas seorang perawat RS.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: taryono
NATAR, TRIBUN - Kejadian pembunuhan yang melibatkan satu keluarga kembali terjadi di Lampung. Warni (25) dan Berlian (1,8) merupakan ibu dan anak laki-laki meninggal secara tragis, Minggu (16/7).
Adalah Kudus (30) yang merupakan suami dari Warni, yang dengan tega menghilangkan nyawa istri dan anaknya.
Warni yang merupakan warga Margomulyo, Tegineneng, Pesawaran meninggal di tempat usai dibacok oleh sang suami.
Pantauan Tribun di Rumah Sakit Graha Medika, Natar, Lampung Selatan, Warni dan Berlian sudah masuk di ruang jenazah dan sedang dibersihkan dari bekas-bekas darah.
Tampak pula tetangga serta sanak famili Warni sudah menunggu di depan ruang jenazah.
Berdasarkan keterangan perawat yang membersihkan luka korban, Berlian menerima satu bacokan di kepala. Meski hanya satu, luka tersebut cukup besar dengan kedalaman sekitar 18 centimeter.
"Kalau ibunya (Warni) luka bacok di kepala dua, satu di leher, lengan kanan dan punggung," jelas seorang perawat RS.
Paman korban, Sudiro (67) menceritakan, kejadiannya terjadi pada saat Salat Magrib, tepatnya sekitar pukul 18.30 WIB.
Menurut Sudiro, Warni sendiri yang keluar rumah bersimbah darah, meminta tolong ke tetangga sekitar.
"Ibunya masih sempat menggendong anaknya dan minta tolong ke warga keluar rumah. Tetangga yang mendengar teriakan Warni langsung pada datang dan cepat membawa anaknya dulu ke puskesmas terdekat. Nggak berapa lama, Warni jatuh dan langsung dibawa juga ke sini (RS)," kata Sudiro.
"Mas, tolong anak saya," timpal tetangga yang membantu, menirukan perkataan Warni.
Menurut informasi yang diterima Sudiro, Kudus sudah diamankan oleh anggota Polsek Tegineneng. "Ini saya baru dapat telpon, katanya suaminya Warni sudah ditangkap polisi," kata Sudiro.
Kakak Kandung Warni, Sukardi cukup terkejut dengan kejadian yang menimpa adiknya tersebut. Menurut Sutardi, terakhir kali berbincang dengan Warni dan suaminya pada Sabtu (15/7) malam.
"Tadi malam (Sabtu) saya ngobrol dengan mereka berdua (Warni dan Kudus) di rumah. Kan mereka bertiga ini masih tinggal di rumah orangtua. Tidak ada yang aneh dan biasa saja. Tetapi memang sudah lama suaminya ini (Kudus) mengalami gangguan jiwa. Tapi ya kami pikir sudah sembuh, makanya tidak curiga apa-apa," cerita Sukardi.
Sukardi mengaku tidak mengetahui persis kejadian yang menimpa adiknya. Ketika kejadian, Sukardi sedang makan malam di rumahnya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah Warni.
"Saya tiba-tiba ditelepon oleh tetangga Warni tadi habis Maghrib. Katanya Warni dan anaknya dibacok suaminya (Kudus). Ya saya cepat-cepat datang. Pas sampai ya lihat Warni sudah tergeletak di pinggir jalan bersimbah darah. Kalau anaknya sudah dibawa tetangga ke puskesmas," ujar Sukardi.
Selain Berlian, lanjut Sukardi, Warni memiliki seorang anak lagi yang berumur delapan tahun bernama Fauzia. Tetapi tidak tinggal serumah dengan Warni.
"Dia (Fauzia) tinggal di rumah neneknya di Ogan Dua, Trimulyo, Tegineneng. Sebenarnya dia ini tadinya tinggal di sana (Ogan Dua), tapi saya bawa ke rumah (Margomulyo). Memang sudah setahun terakhir ini suaminya itu (Kudus) selalu bilang mendapat bisikan-bisikan," ujar Sukardi.
Satu bulan sebelum Ramadan, kata Sukardi, Kudus sudah pernah dirukyah. Tetapi, lanjut Sukardi, terapi rukyahnya belum selesai.
"Memang kelihatannya juga sudah sembuh. Jadi tidak diteruskan. Tetapi ya ngga tahu kok malah begini," tutur Sukardi.
Kepala Puskesmas Trimulyo, Tegineneng, Hendriyani yang ditemui Tribun di depan ruang jenazah mengaku, tidak mengetahui persis kronologi kejadian. Karena pada saat kejadian, Hendriyani sedang berada di Tanjungkarang, mengantar anaknya.
"Saya ditelpon sama anak saya yang pertama, Rinto Persada, yang membawa mobil ambulan dari sana (Margomulyo) ke sini (RS). Makanya saya langsung meluncur ke sini (RS) dari Tanjungkarang," ujar Hendriyani.
Hendriyani mengatakan, ketika masih gadis, Warni memang bekerja dengannya sebagai asisten rumah tangga. Namun, semenjak menikah, Warni ikut dengan suaminya tinggal di rumah orangtuanya di Ogan Dua Trimulyo.
"Seminggu sebelum lebaran kemarin saya sempat ngobrol dengan Warni. Saya bilang, kamu kok semenjak menikah kurusan, sakit apa? Warni jawab, ya bagaimana gak kurus Bu, yang diurusi orang sakit juga. Saya tanya, siapa? Ya ternyata suaminya," cerita Hendriyani.
Bahkan, menurut Hendriyani, Kudus sudah pernah menginap di pemakaman sampai keluarganya menjemputnya.
"Warni juga pernah bilang, dia pernah ngomong ke Warni kalau dia dapat bisikan harus membunuh isteri dan anaknya. Sudah saya suruh bawa ke Rumah Sakit Jiwa," ujar Hendriyani.
Kepala Kepolisian Sektor Natar Komisaris Eko Nugroho membenarkan peristiwa seorang ayah yang tega menghabisi nyawa anak dan istrinya.
Namun Eko mengaku lokasi kejadian perkawara bukan terjadi di wilayahnya.
Menurut Eko, peristiwa tersebut terjadi di desa Margomulyo, Tegineneng, Kabupaten Pesawaran.
"TKP (tempat kejadian perkara, red) bukan di wilayah Natar, tapi di Margomulyo, Tegineneng. Korbannya benar dibawa di RS Medika Natar di wilayah saya," kata Eko Nugroho saat dihubungi Tribun Lampung, tadi malam.
Kapolres Pesawaran AKBP M Syarhan yang dikonfimrasi Tribun Lampung melalui ponsel maupun pesan singkat belum memberikan jawaban hingga pukul 22.00 WIB.
Semenjak Nikah Kok Kurusan?
KEPALA Puskesmas Trimulyo, Tegineneng, Pesawaran, Hendriyani punya cerita tersendiri tentan sosok Warni yang meninggal karena dibacok suaminya.
Hendriyani berkisah, ketika masih gadis, Warni bekerja dengannya sebagai asisten rumah tangga.
Namun, semenjak menikah, Warni ikut dengan suaminya tinggal di rumah orangtuanya di Ogan Dua Trimulyo.
"Seminggu sebelum lebaran kemarin saya sempat ngobrol dengan Warni. Saya bilang, kamu kok semenjak menikah kurusan, sakit apa? Warni jawab, ya bagaimana gak kurus Bu, yang diurusi orang sakit juga. Saya tanya, siapa? Ya ternyata suaminya," tutur Hendriyani.
Menurut Hendriyani, Kudus sudah pernah menginap di pemakaman sampai keluarganya menjemputnya.
"Warni juga pernah bilang, dia pernah ngomong ke Warni kalau dia dapat bisikan harus membunuh istri dan anaknya," ujar Hendriyani.
(val)