Anies-Sandi Diminta Tiru Gaya Soeharto Seperti Ini

Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno (Anies-Sandi) akan resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

Editor: taryono
Kompas
Presiden RI Kedua, Soeharto. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno (Anies-Sandi) akan resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022, Senin (16/10).

Sejumlah problem di Jakarta sudah menunggu penyelesaian yang diharapkan dilakukan melalui kebijakan populis.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Trubus Rahardiansyah, mengatakan, pasangan Gubernur dan Wagub DKI, Anies-Sandi, harus terlebih dulu mempersatukan warga yang sudah terpecah belah akibat kompetisi selama Pilkada 2017 lalu melalui kebijakan populis.

Baca: Kemensos Rekrut CPNS Sebanyak 16.092 Orang, Daftar Online 12-18 Oktober 2017

Trubus Rahardiansyah mengemukakan, kebijakan populis dapat mempersatukan kepentingan masyarakat, problem-problem di Jakarta dan program-program yang dijanjikan saat berkampanye dapat terwujudkan.

"Kebijakan populis yang mempersatukan kepentingan masyarakat harus dilakukan Anies-Sandi agar program dapat berjalan," kata Trubus ketika dihubungi pada Minggu (15/10/2017).

Gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di rapat pleno penetapan gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta 2017-2022 di kantor KPU DKI Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di rapat pleno penetapan gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta 2017-2022 di kantor KPU DKI Jakarta, Jumat (5/5/2017). (Kompas.com)

Menurut Trubus, agar mendapatkan kebijakan populis, Anies-Sandi harus terus mendata permasalahan dengan terjun langsung ke lapisan bawah masyarakat sebagaimana pernah dilakukan Presiden Soeharto pada era Orde Baru.

"Bahkan saat itu Soeharto sampai menginap di rumah warga. Tapi memang tak terlalu ramai (diberitakan) di media karena media belum seperti sekarang," kata Trubus.

Baca: Terungkap, Mata Hari, Agen Mata-mata dari Eropa Ternyata Pernah Tinggal di Jawa Timur

Keuntungan mengikuti gaya Soeharto adalah Anies-Sandi akan tahu kebijakan populis apa yang mesti dijalankan.

Apabila hanya berkoar-koar di Balaikota DKI Jakarta, lanjut Trubus, rantai komando antara elit dan lapisan masyarakat paling bawah terputus.

Akibatnya program tak berjalan dan hanya berbentuk pencitraan seperti yang terjadi selama ini.

"Kalau mau ya harus seperti itu. Kalau dia tidak mau turun dan hanya berkoar-koar di balai kota, sulit," ujar Trubus.

Trubus juga menyarankan agar Anies-Sandi dapat membangun suasana kondusif di jajarannya dan DPRD mengingat fraksi pendukung Anies-Sandi di DPRD hanya dua partai.

Baca: Penyebab Meninggalnya Choirul Huda Ternyata Bukan karena Benturan Dada Kiri

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved