Peran Dukun di Balik Pengungkapan Kasus Bom Bali I, Begini Kisahnya

Tiga peristiwa pengeboman 12 Oktober 2002 atau dikenal Bom Bali I, mengejutkan Indonesia hingga internasional

Editor: wakos reza gautama
Tribunnews
Buku Misi Walet Hitam 

Arif menuturkan, semua hal itu, tidak lepas dari kuasa Tuhan dan juga kerja keras tim yang bekerja siang malam demi pengungkapan kasus.

"Semua itu serba kebetulan dan kuasa Tuhan. Coba bayangkan, polisi sama sekali tidak tahu peta teroris Indonesia selama ini. Baru kemudian tertangkap Amrozi, semuanya terbuka," kata perwira tinggi Polri kelahiran Bogor, Jawa Barat, 14 Mei 1960, 57 tahun itu.

Pendekatan dan wawancara kepada Amrozi oleh tim investigasi saat itu juga tidak mudah.
Berbagai pendekatan sudah dicoba, tetapi Amrozi tutup mulut mengenai peristiwa Bom Bali I.

Hingga akhirnya, Kapolda Bali saat itu, Brigjen Budi Setiawan mendapatkan informasi berharga melalui "Komunikasi Kurma".

Pasalnya, saat berbuka puasa, Amrozi terbiasa memakan kurma. Dari situlah, keduanya bisa berbincang.

"Kurma di Bali itu jarang sekali, bahkan tidak ada. Kurma didapat dari kiriman teman Pak Budi, setelah tim hampir menyerah menginterogasi Amrozi," tutur Arif.

Dari keterangan Amrozi, kemudian berturut tim menangkap anggota kombatan teroris lainnya seperti Ali Imron, Abdul Rauf dan Imam Samudra di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

18 Bulan Cari Data

Peristiwa Bom Bali I, bagi Komjen Pol Arif Wachjunadi sangat penting untuk diungkap.
Alasannya, dari kejadian itu diketahui bahwa anggota kelompok radikal dan terorisme itu ada di Indonesia.

Bahkan menurutnya, kejadian yang menewaskan setidaknya 202 orang itu, sebagai bentuk eksistensi dari para teroris.

"Mereka mau menunjukkan diri. "Kami ada di Indonesia" begitu kira-kira. Maka saya anggap ini penting untuk diungkap secara kronologis," ucapnya.

Di tengah kesibukannya menjadi Sekretaris Utama Lemhanas, Arif menyempatkan diri selama 18 bulan untuk mengumpulkan data dari narasumber yang masih hidup.

Dalam satu bulan, dia bisa menemui tiga sampai empat narasumber untuk dimintai datanya.

Dia juga menyempatkan diri untuk bertemu keluarga para pelaku.

"Beruntung, saya disambut hangat oleh keluarga dan banyak informasi utuh yang saya dapatkan," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved