Tak Pakai Kekerasan, Debt Collector Kok Sampai Dibunuh Penunggak? Ternyata Dia Sempat Lakukan Ini
Tak Pakai Kekerasan, Debt Collector Kok Sampai Dibunuh Penunggak? Ternyata Dia Sempat Lakukan Ini.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Seorang debt collector perusahaan pembiayaan ditemukan tewas ditikam konsumennya di kompleks perumahan BCA, Jalan Cut Nyak Dien, Tanjungkarang Pusat, Senin 30 Oktober 2017.
Korban diketahui bernama Indra Yana (42), warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Sukajawa, Tanjungkarang Barat.
Baca: 4 Artis Cantik India Gak Pernah Mengenyam Bangku Kuliah, Tapi Suksesnya Minta Ampun
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Durian Payung, Brigadir Kadim mengatakan, korban ditemukan tewas sekitar pukul 14.30 WIB.
"Awalnya saya dapat informasi dari warga dan langsung mendatangi lokasi," ungkapnya.
"Sesampainya di lokasi, korban sudah bersimbah darah dalam posisi tengkurap di depan pintu masuk perumahan," katanya.
Kadim menuturkan, jasad pria yang mengenakan baju dan celana serba jeans ini bekerja sebagai debt colector di leasing Mandiri Tunas Finance (MTF).
"Korban mengalami luka tusuk di bagian dada dan pergelangan tangan kiri," ujarnya.
Baca: VIDEO VIRAL - Brutal, Guru Hajar Siswa Hanya Gara-gara Tak Dipanggil Pak, Videonya Bikin Nyesek
Menurut Kadim, saat ini korban telah dibawa tim Inafis Polresta Bandar Lampung ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).
Informasi yang dihimpun, Indra Yana tewas ditikam saat melakukan eksekusi sepeda motor yang menunggak kreditan selama satu tahun.
Baca: Tak Kalah Cantik tapi Juga Berprestasi, 5 Cewek Ini Ternyata Saudara Artis Terkenal!
Jeki, saksi mata mengaku sempat melihat ada keributan saat melintas di Jalan Cut Nyak Dien.
Pasalnya, kata dia, keributan tersebut sempat membuat arus lalu lintas macet.
Menurut Jeki, mulanya korban ribut dengan suami istri yang mengendarai sepeda motor di pinggir jalan lalu mereka masuk ke kompleks perumahan.
"Tak lama dari itu suami istri itu keluar gerbang perumahan, dan ternyata korban sudah bersimbah darah tak bernyawa lagi," ungkapnya.
Pantauan Tribun Lampung di lokasi, petugas Inafis Polresta Bandar Lampung telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sementara sepeda motor korban masih terparkir di kompleks perumahan.
Sementara ada tiga titik darah korban yang berceceran di jalan, jarak satu sama lain sekitar tiga meter.
Head Rekap Mandiri Tunas Finace Andi Irawan membenarkan korban merupakan debt collector di perusahaan pembiayaan tersebut.
Andi pun menuturkan, sesuai informasi yang dihimpunnya, korban sempat ribut dengan pelaku dan diteriaki maling.
Sehingga dikejar dan ditusuk hingga meninggal dunia. Andi mengatakan, saat itu Indra bersama rekannya Hendra.
"Hendra tidak apa-apa, karena bisa lari. Sekarang Hendra berada di Mapolresta untuk dimintai keterangan," terangnya.
Kapolsek Tanjungkarang Barat Komisaris Hapran mengatakan, pelaku penusukan Indra Yana adalah Ali Imron, warga Jalan Wortel, Beringin Raya, Kemiling, Bandar Lampung.
"Sudah jelas kalau yang menusuk dia (Ali Imron), sudah tiga saksi yang dimintai keterangan, salah satunya teman korban bernama Hendra yang turut dalam penarikan motor tersebut," ungkapnya, Senin.
Harpan menuturkan, Ali Imron ini merupakan penunggak motor yang sebelumnya akan ditarik oleh korban.
"Sebenarnya sudah tiga kali korban akan menarik motor milik pelaku ini, tapi tidak pernah ketemu," tuturnya.
Secara kebetulan, lanjut Hapran, korban bertemu dengan pelaku di Jalan Cut Nyak Dien, Gang Perumahan BCA, Kelurahan Durian Payung.
"Pas ketemu ini sempat ribut mulut, ternyata pisau sudah disiapkan, saat itu Hendra berhasil melarikan diri dari kejaran pelaku, dan pelaku kemudian mengarah ke Indra yang memang lari naik ke atas gang perumahan," terangnya.
Hapran menuturkan, saat itu pelaku langsung melarikan diri bersama istrinya yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil di salah satu dinas pemerintahan daerah Lampung.
"Kabur sama istrinya, rumahnya juga kosong, dari keterangan saksi tunggakan pelaku lebih dari satu tahun," jelasnya.
"Saat ini kami masih melakukan pengejaran, dan hingga kini belum tahu keberadaannya," tutupnya.
Sementara itu, Teknisi Forensik RSUAM Amri Manik mengatakan korban Indra Yana diduga sempat melakukan perlawanan.
"Ini terlihat adanya kekerasan tajam di lengan bawah kiri korban, dengan luka panjang 9 cm dalam otot, kiranya sempat menangkis, namun di dada kirinya luka terbuka dengan dasar luka rongga dada," tutupnya.
Tidak pakai kekerasan?

Syaripudin (46), rekan Indra Yana masih belum percaya atas kepergian debt collector PT Mandiri Tunas Finance yang tewas saat menjalankan tugas.
Menurut dia, Indra Yana adalah sosok yang tidak temperamental.
"Kalau dia narik motor dia tidak menggunakan kekerasan dan selalu diselesaikan dengan kepala dingin," cerita Syaripudin.
Oleh karenanya ia kaget Indrayana tewas terkena sajam.
"Semasa hidup dia sering cerita yang namanya disediain pedang dan golok sudah biasa. Namun bisa diselesaikan oleh Indra Yana dengan cara baik-baik, " tutur Syaripudin.
Indra Yana, debt collector PT Mandiri Tunas Finance (MTF) tewas bersimbah darah saat akan melakukan eksekusi tunggakan kredit sepeda motor.
Alasan pembunuh

Ali Imron, tersangka penganiayaan yangmenewaskan debt collector leasing Mandiri Tunas Finance, Indra Yana, menyerahkan diri ke polisi.
Dia punya alasan mengapa sampai menikam Indra Yana.
"Karena dia mukul saya duluan. Itulah yang buat saya naik pitam," ujarnya saat ekspose di Polresta Bandar Lampung, Kamis, 2 November 2017.
Menurut Ali Imron, ketika itu ia diberhentikan korban dengan temannya. Kedua orang itu ingin mengambil sepeda motor yang sedang ia kendarai bersama sang istri.
Ali Imron kukuh tidak mau memberikan motornya. Ia meminta korban Indra Yana dan rekannya menunjukkan surat tugas dari perusahaan leasing.
Namun permintaan Ali Imron tidak diindahkan. Ali Imron pun melontarkan kalimat bahwa perbuatan kedua orang itu sama saja dengan perampok.
Kata perampok itu membuat Indra Yana emosi. "Dia langsung mukul saya," ujarnya.
Tidak terima, amarah Ali Imron memuncak . Ia gelap mata dan langsung mengambil pisau di dalam tas.
Ia tikam Indra Yana dengan pisau tersebut.
"Kalau dia tidak mukul duluan, belum tentu pak saya menusuknya, " cetusnya.
Ali Imron mengakui kendaraan sepeda motor Honda Beat Pop miliknya menunggak kredit di PT MTF selama setahun.
"Motor saya memang menunggak dan macet pembayaraannya di leasing," ucapnya.
Faktor ekonomi yang membuatnya tidak mampu membayar kreditan motor.
"Bukan saya niat tidak membayar cicilan pak, namun keadaan saya lagi sedang susah," katanya.