Zulfarhan, Kisah Sedih Calon Perwira yang Tewas Disiksa Teman-temannya

Pada 1 Juni 2017 tepatnya pukul 11.30, Zulkarnain Idros, pengemudi taksi berusia 53 tahun, menerima panggilan telepon.

Editor: Teguh Prasetyo
Karim Raslan
Hawa memasang foto almarhum anak lelakinya, Zulfarhan Osman, sebagai screensaver di ponsel. 

Baca: Menuai Kontroversi, Dokter Asal Italia Ini Akan Lakukan Transplantasi Kepala Manusia Desember 2017

Sayangnya, mereka tidak langsung diizinkan untuk melihat jenazahnya hingga pukul 9 pagi, seolah membiarkan mereka melewati waktu yang sangat menyakitkan selama enam jam.

Menurut laporan berita, Zulfarhan diduga disiksa oleh sekelompok rekan-rekannya dari 21 hingga 22 Mei 2017 karena dituduh mencuri laptop.

Zulfarhan disiksa menggunakan setrika uap yang lalu ditekan-tekan dan digosokkan di sepanjang bagian tubuh serta badannya. Sabuk, selang karet, dan gantungan baju juga digunakan untuk menyiksanya.

Penyiksaan tersebut diduga dilakukan di asrama UPNM antara pukul 02.30 dan 05.30 pada 21 Mei 2017 dan kemudian kembali dilakukan keesokaan harinya pada pukul 01.30 sampai 05.45 dini hari. 

Laporan dari berita yang sama juga menyebutkan bahwa sepekan kemudian pada 27 Mei 2017, dua rekan setimnya membawa Zulfarhan ke sebuah klinik di Bangi untuk menjalani perawatan. Mereka kemudian membawanya kembali ke klinik tersebut pada 31 Mei 2017.

Pada 1 Juni 2017, tepatnya sebelas hari setelah penyerangan, Zulfarhan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Zulfarhan meninggal hanya beberapa saat setelah tiba di rumah sakit meski para dokter sempat melakukan dua kali upaya pertolongan untuk menyembuhkan kembali tubuhnya yang telah hancur.

Baca: Wah Anunya Bella Hadid Nongol Saat Tampil di Victorias Secret Fashion Show

Zulfarhan (tengah) bercita- cita suatu hari nanti dapat menjadi kapten kapal angkatan laut.
Zulfarhan (tengah) bercita- cita suatu hari nanti dapat menjadi kapten kapal angkatan laut. (Handout photo)

Bagi orangtua, perasaan awal saat melihatnya begitu menegangkan dan luar biasa menyakitkan. Seperti yang Hawa jelaskan, "Ketika mereka pertama kali membawa kami masuk untuk mengidentifikasinya, kami hanya ditunjukkan mukanya."

Hawa mengatakan hal ini dengan tangan di dadanya, menerangkan bagian tubuh Zulfarhan yang sudah dibuka semuanya.

"Kami meminta untuk melihat seluruh tubuh anak laki-laki kami," ucapnya. Saat itu, suara Hawa menjadi lebih pelan seakan rasa sakit saat berduka kembali masuk ke dalam dirinya.

Menurut laporan otopsi, 80 persen tubuh Zulfarhan terkena luka bakar.

Zulkarnain kembali menceritakan, "Saya tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana rasanya melihat anak laki-laki kami di sana. Air mata saya seperti sudah habis. Ini sangat menghancurkan hati ibunya. Ibunya telah melahirkannya dengan baik seorang bayi laki-laki yang sehat."

Baca: Wow Agnez Mo Bakal Tampil Pada Gelaran MAMA 2017 di Vietnam

Sang ayah melanjutkan kalimatnya dengan terbata-bata, "Saya tidak bisa berhenti bertanya pada diri sendiri. Mengapa kami harus menguburnya seperti ini? Apa yang terjadi?"

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved