Ustaz Somad Ungkap Fakta di Bali, 'Orang Cabut Pisau, Saya Tidak Gentar', Ini yang Dilakukannya
"Nggak apa-apa, paling-paling kita mati syahid. Mati itu sudah risiko hidup. Berani hidup tak takut mati," ujar Ustaz Abdul Somad.
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Dai kondang Ustaz Abdul Somad membuat gemuruh belasan ribu jamaah.
Itu terjadi tatkala Ustaz Somad menyampaikan tausiah di Lapangan Saburai, Kota Bandar Lampung, Selasa (12/12/2017) malam.
Baca: Dikabarkan NU Ikut Tolak Kedatangan Ustaz Abdul Somad di Bali, Ternyata Begini Faktanya
Ustaz Somad menyampaikan tausiah terkait Maulid Nabi Muhammad SAW. Malam itu, hujan turun dengan deras.
Jamaah tak bergeser, sebagian besar mendengarkan tausiah dalam kondisi basah kuyup.

Dalam cermahnya, Ustaz Abdul Somad menyentil Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang membuat kebijakan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca: 15 Klarifikasi Ustaz Abdul Somad Soal Isu Penolakan Massa di Bali
Ustaz Somad memplesetkan Donald Trump menjadi Donald Bebek.
"Yang kuliah Sastra Inggris, terjemahkan ceramah Ustaz Somad, buatkan dubbingnya, buatkan transkripnya, buatkan terjemahannya, lalu uploadkan ke internet," katanya.
"Lalu, ceramah Ustaz Somad by English Language ditonton oleh Donald Bebek," lanjutnya. Jamaah tertawa mendengarnya.
Dengan suara yang tegas dan keras, Ustaz Somad mengatakan, siapa yang menjadikan Palestina sebagai negeri jajahan? Bukannya menolong, malah menjadikan Yerusalem ibukota Israel. "Laknat Tuhan untuk dia. Allahu Akbar," teriaknya.
Baca: Ustadz Abdul Somad Blak-blakan Soal Tarif, Ogah Dikontrak Stasiun TV, Begini Alasan Dia
Dia minta agar apa yang dia katakan tersebut diterjemahkan dalam bahasa Inggris, lalu Donald Bebek melihatnya.
"Who is this," ujar Ustaz Somad menempatkan diri sebagai Presiden AS.
"This is Abdul Somad," jawab stafnya.
"Dari mana dia?"
"Dari Riau, Indonesia."
Baca: Ini 10 Fakta Terbaru Ustaz Abdul Somad, Dari Ditolak Ceramah Sampai No 7 Bisa Masuk Penjara?
"Kill him!" ujar Presiden AS diamsalkan oleh Ustaz Somad.
Jamaah menjadi riuh mendengar gurauan sang Ustaz.

"Nggak apa-apa, paling-paling kita mati syahid. Mati itu sudah risiko hidup. Berani hidup tak takut mati. Takut mati jangan hidup. Takut hidup mati saja," ujar Ustaz Somad.
Dia mengingatkan, oleh sebab itu, hidup ini harus dijalani. Siapa yang takut menjalani hidup, maka dia tak layak untuk hidup di atas dunia.
"Ah, Ustaz Somad ngomong saja. Kemarin waktu orang cabut pisau dia pucat juga," ujarnya kembali memberi amsal.
Baca: Ini 5 Tempat Unik di Dunia yang Melawan Hukum Gravitasi Bumi, Nomor 5 Bikin Takjub
Amsal yang disampaikan Ustaz Somad tersebut terkait dengan kejadian saat dia hadir di Bali, beberapa hari sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, kedatangan Ustaz Somad sempat diwarnai insiden penolakan oleh beberapa pihak. Namun, akhirnya dia tetap bisa memberi ceramah di beberapa tempat.
Saat kejadian di Bali, di mana hotel tempatnya akan menginap didatangi sejumlah orang yang menolaknya, benarkah Ustaz Somad takut dan pucat?
"Saya tidak pucat. Saya tidak takut. Saya tidak gentar sama sekali," tegasnya.
Kenapa? "Soalnya saya ndak tahu. Dia ngamuknya di luar. Saya di kamar sama Pak Kapolres sama Komandan Kodim."
Mendengar gurauan itu, jamaah kembali riuh. Tak sedikit yang kemudian berteriak, "Allahu Akbar."
Baca: Berita Seleb 2017, Rina Nose Pindah Agama hingga Video Vulgar 10 Girlband Korea yang Dilarang Tayang
Ustaz Somad mengatakan, setelah acara selesai, baru dia melihat videonya. Oh, ada orang ngamuk ternyata.
Dia mengungkapkan, ada juga kabar Ustaz Somad dituntut oleh Nahdlatul Ulama.
"Lho, Ketua NU-nya bersama saya dari awal acara," ungkapnya.
Dia mengatakan, orang-orang yang menolaknya, yang menyebut Ustaz Somad anti NKRI segala macam, orang yang nggak ngerti cerita gimana.
"Makanya jangan cuma nonton video saya satu menit. Tonton sampai habis. Beli kuota internet 2 giga," ujarnya,
Jamaah Tak Surut
Hujan deras yang mengguyur Bandar Lampung, Selasa malam itu, tak menyurutkan langkah belasan ribu umat Muslim untuk menghadiri tabliq akbar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca: Rekrutmen CPNS 2018- Pemerintah Buka Lowongan 250 Ribu CPNS 2018. Jumlah Formasi Pusat dan Daerah
Ustaz Abdul Somad tampil menggunakan baju koko setelan khas Lampung dan peci lapis bercorak tapis.
Ketika ia mulai menyampaikan ceramah, hujan masih terus mengguyur.
Jamaah yang tak hanya berasal dari Bandar Lampung, namun juga dari daerah lain di Lampung, tak surut. Mereka tetap khusyuk mendengarkan tauziah di bawah siraman hujan.
Tak terlihat jamaah yang mencoba lari berteduh di sekitar area Lapangan Saburai. Sampai selesai ceramah, mereka tetap di tempatnya, meski basah kuyup.
Sebagian memang sudah menyiapkan payung dan ada juga yang memakai jas hujan. Tapi, sebagian besar tak siap. Akibatnya, mereka berbasah-basah.
Sebelum ceramah dimulai, Habib Zen bin Smith memberikan sambutan sebagai shohibul bait.
Habib menyampaikan terima kasih kepada para ulama maupun kiai dan semua pejabat yang hadir di tabliq akbar perayaan Maulid Nabi SAW.
"Terima kasih juga telah mengizinkan menggunakan Lapangan Saburai untuk tabliq akbar ini," kata Habib Zen.
Habib Zen berharap semoga para jamaah yang hadir mendapat keberkahan.
Hujan Berkah
Ustaz Abdul Somad juga menilai, hujan yang mengguyur tabligh akbar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut sebagai keberkahan.
Dalam bagian lain ceramahnya, Ustaz Somad mengatakan menuntut ilmu itu sangat penting.
"Ilmu agama harus diimbangi dengan ilmu dunia, penerapan ilmu agama jika tidak diimbangi dengan ilmu dunia maka tidak akan maksimal, begitu sebaliknya," katanya.
Ustaz Somad mengumpamakan, ulama yang tidak mengetahui ilmu dunia akan bisa dibohongi dengan orang yang bisa ilmu dunia untuk urusan duniawi.
"Nah, sebaliknya, orang yang pandai ilmu dunia tidak goyah imannya sehingga bisa menghalalkan segala cara meraih keuntungan. Jadi, harus seimbang agar selamat dunia akhirat," tuturnya.
Ustaz Abdul Somad juga mengatakan, perbedaan pandangan dalam agama hanya sebagai jalan, tidak perlu dipermasalahkan.
"Contohnya, saat sholat subuh, jamaah Muhammadiyah tidak memakai doa qunut, sementara jamaah Nahdlatul Ulama memakai qunut, semua boleh, yang nggak boleh yang nggak sholat," sahutnya.(*)