7 Fakta Kematian Mahasiswa Unila di Tower Masjid, Nomor 2 dan 4 Tak Disangka
Kepergian mahasiswa yang dikenal alim dan pintar menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan teman-teman kampus.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Safruddin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kepergian mahasiswa yang dikenal alim dan pintar menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan teman-teman kampus.
Suasana haru pun menyelimuti keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Salah satu mahasiswa jurusan Manajemen angkatan 2016, Anggi Wisnu Saputro (20), tewas saat mengecek tower air di Masjid At-Tarbiyah, Kota Bandar Lampung.
Baca: Aliando Syarief Pamit Berlinang Air Mata, 5 Si Ganteng Ini Cocok Gantikan Peranya di STJC
Baca: Ratu Elizabeth Ternyata Cicit Nabi Muhammad SAW, Penelitian Ini Ungkap Temuan Mengejutkan!
Berikut 7 fakta yang dirangkum Tribunlampung.co.id.
1. Azan Ashar Berkumandang
Rekan korban, Fahmi menuturkan, peristiwa ini terjadi sesaat setelah azan ashar berkumandang, Senin (18/12/2017).
Ketika itu, Anggi yang merupakan pengurus Rohani Islam (Rois) FEB berniat mengecek tower air untuk keperluan wudu para jamaah.
"Ya jadi, Kak Anggi ini Rois Masjid Tarbiyah mau cek tower air buat keperluan wudu," terang adik angkatan Anggi saat ditemui di KMC, Kota Bandar Lampung, Senin sore.
2. Titip Jaga Masjid
Sebelum naik ke tower, lanjut Fahmi, Anggi sempat menitipkan Masjid Tarbiyah untuk dijaga.
"Tadi dia ngomong, Dik tolong jaga di bawah dulu ya, saya mau ke atas lihat tower," ujar Fahmi menirukan ucapan korban.
Ternyata setelah Fahmi ambil air wudu, Anggi tak kunjung turun hingga rakaat kedua salat asar berlangsung.
"Baru ketahuan itu setelah rakaat kedua, ada orang teriak minta tolong, ternyata Kak Anggi sudah posisi gantung di atas tower, kepalanya ke bawah gitu," ceritanya.
3. Kesaksian Ibu Kantin
Sebelum peristiwa nahas yang merenggut nyawanya, Anggi sempat dipergoki ibu kantin sedang memanjat tower air milik Masjid At-Tarbiyah., Kota Bandar Lampung.
Jenazah Anggi Wisnu Saputro (20), jurusan Manajeman Ekonomi Unila angkatan 2016 di Kedaton Medical Center, Senin, 18 Desember 2017
"Itu kan tower dekat dengan kantin, jadi kelihatan saat akan naik, ibu kantin bilang itu ngapain manjat-manjat tower segala," tutur Jaya, teman Anggi.
Masih kata dia, beberapa lama setelah Anggi berada di atas tower tiba-tiba terdengar suara jeritan.
"Kagetlah yang ada di kantin, itu suara apa, begitu dilihat ternyata posisi kepalanya sudah gantung," tuturnya.
4. Sempat Berteriak
Walaun demikian, Anggi tidak langsung ditolong tapi dilihat terlebih dulu keadaannya karena korban sendiri tersengat arus listrik.
"Saat mau ditolong itu posisi pingsan. Untung kakinya nyangkut, kalau nggak langsung jatuh ke bawah," tuturnya.
Jaya meneruskan, dalam keadaan kritis tersebut Anggi dilarikan ke Kedaton Medical Center namun nyawanya tidak tertolong.
"Kasihan sekali, padahal dia sempat teriak, orang baik juga. Dia juga lagi puasa Senin-Kamis," pungkasnya.
Pantauan Tribunlampung.co.id tidak ada luka pada jenazah korban. Namun, kondisi tubuhnya pucat seperti tidak ada darah.
5. Tergabung di Rohis
Semasa masih hidup Anggi dikenal sebagai seorang yang santun.
Bahkan tidak hanya di Unila. Febrian Dinia Putri, teman satu angkatan korban, mengatakan, Anggi juga dikenal di kalangan mahasiswa luar Unila yang tergabung dalam Rohis.
"Itu yang dari UIN Raden Intan juga datang untuk melepas jenazah, sebab jenazah dikebumikan di kampung halamannya di Batanghari, Lampung Timur," tuturnya .
Febri pun merasa kehilangan sosok Anggi yang dianggap peduli dengan sesamanya.
"Ya dia itu teman seangkatan saya, orangnya memang baik dan benar-benar peduli, tapi (tragis) harus (meninggal) seperti ini," katanya.
Saat peristiwa berlangsung, Febrian mengaku berada di ruangan belajar gedung Manajemen Ekonomi. Begitu ada kabar Anggi tersengat listrik, dia langsung lari menuju ke lokasi.
"Katanya mau benerin tower air, karena air wudu nggak jalan, tapi nggak tahunya malah tersetrum. Tadi saya lihat ngegantung gitu, keadaan nggak sadarkan diri," ujarnya.
6. Belasungkawa Unila
Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Unila Mardi Sahferi mengungkapkan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Ya ini, artinya dengan adanya peristiwa ini sangat disesalkan, oleh sebab itu kami sangat berduka atas peristiwa ini, apalagi almarhum dikenal aktif dalam aktifvtas keagaaman di fakultas," katanya di KMC, Senin.
Mardi mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti kronologis kejadiannya.
"Namun yang jelas dia sedang memanjat tower dan tersengat listrik, tidak ada namanya jatuh saat memperbaiki masjid," tegasnya.
Diketahui Masjid At-Tarbiyah baru diresmikan bulan Februari lalu. Meski demikian Mardi mengatakan tidak ada sangkut pautnya dengan masjid.
"Almarhum akan dikebumikan di kampung halamannya dan diantar dengan mobil ambulans Unila," tutupnya.
7. Sosok Alim dan Pintar
Meninggalnya Wisnu Saputro (20) meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila).
Dekan FEB Unila Satria Bangsawan mengaku prihatin, salah satu mahasiswa terbaiknya meninggal dunia dengan cara yang tidak biasa.
Menurut Satria, semasa hidupnya terutama di kampus, Anggi dikenal sebagai sosok yang rajin dan memiliki nilai akademik baik.
"IPK-nya saja 3. Orangnya juga alim dan taat beribadah. Kami sangat kehilangan sosok yang aktif dalam kegiatan keagamaan di fakultas ini," ujar Satria, Senin (18/12) malam.
"Anggi juga merupakan pengurus masjid, setiap ada acara fakultas kami libatkan untuk memimpin doa dan mengaji juga," imbuhnya.
Menurut Satria, Anggi merupakan mahasiswa dari jalur Penelusuran Minat dan Prestasi Akademik (PMPA) tahun 2016.
Setelah masuk di Unila, ia aktif di Rois FEB Unila. "Sebenarnya kami ada petugas sendiri yang mengecek kalau air tower habis ataupun mengecek peralatan kampus lainnya," katanya.
Satria mengatakan, mungkin karena inisiatif sendiri makanya korban mencoba melihat kondisi air tower dengan cara memanjat dan tersetrum.
Satria menuturkan, perwakilan kampus telah mengantarkan jenazah korban ke rumah sakit dan diantar ke rumah duka di Batanghari, Lampung Timur.(nif/byu)