Teater Satu Lampung: Berjuang, Bertahan dan Go Internasional
Teater Satu Lampung di Jalan Imam Bonjol Gang Waluh 7 Nomor 45 menjadi salah satu teater yang konsisten dalam bidangnya.
Penulis: andreas heru jatmiko | Editor: Reny Fitriani
Kami awalnya memang ikut festival dan program esiatofa yang dilaksanakan oleh bahasa sini simpelnya dinas yang berwenang atau promotor lah begtu kira-kira, baru kita road show," ungkap Iswadi.
Iswadi mengatakan selama di sana mereka tinggal rumah seni. Dan gedung untuk mereka tampil berbeda disetiap kotanya seperti di Gedung Lamama Teater (Melbourne), Sedney Paramtha Riversaid, Teater Australia Yout Peopel, Brown Mart Teater.
"Semua sangat berkesan tidak ada yang berkesan. Selian penonton juga orang sana, dialog teater yang kami pakai kolaborasi ada Inggris nya dan ada Indonesia nya. Setelah itu kami adakan dialog atau diskusi, dan disanalah kami dapat eksplor. Jadi semua berkesan sekali," ucapnya.
Disinggung mengenai kostum, Imas Sobariah (47) mengatakan bahwa semua kami bawa dari Indonesia. Kecuali memang ada beberapa yang bisa dicari di tempat tersebut, bari pihaknya akan mencari.
"Saya yang siapkan kostum dan memang buat sendiri, semua bawa dari sini kalau kostum. Tapi untuk properti atau perlengkapan lain bisa dicari di sana," ujar Imas.
Untuk sejarahnya, Imas Sobariah mengatakan bahwa awalnya terbentuknya Teater Satu Lampung perpaduan antara dua pemikiran dari dua orang yang tadinya memang punya basic yang berbeda.
"Jadi dulu, saya punya grup namanya Mitra Teater dan Iswadi Pratama punya grup sendiri namanya Forum Semesta. Jadi memang awalnya sendiri - sendiri, jalan masing-masing aja. Tapi karena kadang sering koordinasi akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi," kata Imas.
Ia mengatakan Teater Satu Lampung akhirnya berdiri pada tahun 1996.
"Awalnya hanya saya berdua dan akhirnya anak didik saya di Mitra Teater ikut saya. Jadi waktu itu ada festival monolog dan dia ikut, juara satu pula. Akhirnya memutuskan namanya Teater Satu Lampung, itu pertamanya. Jadi foundernya saya dan Iswadi bersama satu anggota saya, " ujar Imas.
Masih kata dia, jadi setelah juara festival tersebut akhirnya terekspos oleh media. Lambat laun banyak anggota yang ingin bergabung dengan Teater Satu Lampung, mulai dari lima orang dan selanjutnya.
" Jadi setelah menang kan terekspos juga, banyak yang mau gabung. Tapi tetap saya seleksi juga, jadi tambah lima anggota dan maksimal sekitar lima belas anggota. Jika lebih itu hanya jika ada pentas besar dan tetap saja dengan seleksi, atau audisi, " ujar wanita lulusan seni teater dari Bandung itu.
Imas menceritakan bahwa sejak mulai tahun berdiri tahun 1996, grup Teater Satu Lampung sudah berjalan dan pentas di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
"Jadi setelah terekspos dan ternyata banyak yang menilai kami dan meminta kami untuk tampil di banyak daerah di Indonesia. Selain tampil teater juga memberikan workshop juga, bukan hanya penampilan teater, " kata Imas.
Imas mengatakan awalnya setelah berdiri latihan di Taman Budaya hingga tahun 2010, 2011. Namun karena ada rejeki dari Tuhan, Imas membuat lokasi untuk berlatih bahkan juga untuk berpentas teater.
" Jadi Imas ada rejeki jadi bangun lokasi untuk latihan dan pentas. Tadinya latihan dia Taman Budaya sampe tahun 2010 atau 2011 kalau gak salah. Lokasi baru ada di Kemiling, Jalan Imam Bonjol, Gang Waluh 7 Nomor 45. Kalau latihan dari jam 7 malam sampai 12 malam, Minggu libur," ujarnya.