Ambulans Gratis Dilarang Jemput di RSUDAM, Keluarga Jenazah Terpaksa Rogoh Rp 520 Ribu

Persoalannya, pihak rumah sakit melarang ambulans gratis milik Pemerintah Kota Bandar Lampung menjemput jenazah.

Penulis: hanif mustafa | Editor: nashrullah
Tribunlampung/Deta
ambulans pemkot 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Rumitnya prosedur pengantaran jenazah dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) kembali terulang.

Kali ini hampir saja jenazah asal Karanganyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan tidak sampai rumah jika tidak membayar Rp 520 ribu.

Baca: Pedagang Gelar Lapak di Trotoar Pasar Tugu Dituding Jadi Biang Macet dan Lalu Lintas Semrawut

Baca: Wakil Ketua PN Tanjungkarang Riza Fauzi Ternyata Gemar Koleksi Buku Sastra

Persoalannya, pihak rumah sakit melarang ambulans gratis milik Pemerintah Kota Bandar Lampung menjemput jenazah.

Alasannya, ambulans di luar operasional RSUDAM tidak boleh menjemput selama armada rumah sakit masih tersedia.

Januarizal, sopir ambulans gratis Pemkot Bandar Lampung, mengatakan, pada Rabu (31/1/2018) ia ditugaskan menjemput jenazah dari RSUDAM untuk diantar ke Karanganyar, Lampung Selatan.

Baca: Usai Gasak Tiga Laptop, Pembobol Indekos Merintih Kesakitan Tahan Luka Tembak

Baca: Kreasi Kerak Mahasiswa Ini Dijamin Setara Camilan Kids Jaman Now, Berani Coba!

Rizal pun membawa ambulans BE 2101 BZ dan tiba di rumah sakit sekitar pukul 14.00 WIB.

Setibanya di RSUDAM dan hampir memasuki ruang jenazah, tiba-tiba mobilnya dihentikan oleh seseorang pria dekat loket administrasi sebelum ruang jenazah.

"Saya itu kemarin ditugaskan untuk menjemput jenazah dari RSUDAM dan diantar ke Karangayar Lampung Selatan," ujar Rizal saat ditemui di Tugu Adipura, Jumat (2/2/2018).

Baca: Tragis! Diduga Depresi Berat, Putra Sulung Pemimpin Revolusi Kuba Bunuh Diri

"Tiba-tiba saja saya disetop sama bapak-bapak pakai baju kemeja putih dan celana panjang hitam, ada nametagnya Mono, dia tanya sama saya mau ke mana, di ruang administarasi sebelah kiri sebelum kamar jenazah," tuturnya.

Dengan enteng Rizal pun mengaku menjawab hendak mengambil jenazah. Namun pria berkemeja putih itu justru terus mencecar pertanyaan kepada Rizal.

"Dia tanya lagi siapa yang nelepon, keluarga atau perawat? Saya jawab nggak tahu karena saya hanya dapat perintah dari operator untuk jemput ke RSUDAM saja," sebutnya.

Kasubbag Humas RSUDAM Akhmad Sapri menegaskan, adanya pelarangan mobil ambulans gratis milik Pemkot Bandar Lampung sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) rumah sakit.

Pihaknya harus mendahulukan menggunakan mobil RSUDAM daripada ambulans dari luar.

Sapri mengatakan, jika membiarkan pasien menggunakan ambulans luar terus menerus, ditakutkan akan muncul pemahaman jika RSUDAM tidak memiliki ambulans.

Meski demikian, Sapri menegaskan jika pihaknya tidak melarang ambulans lain untuk mengambil pasien ataupun jenazah di RSUDAM.

Hanya saja dibatasi untuk menghindari praktik percaloan.

Sempat Kecewa

Ketidakhadiran ambulance gratis Pemerintah Kota Bandar Lampung sempat membuat Novianti (29) merasa kecewa.

Permintaannya untuk mengantar jenazah ayahnya pulang menuju rumah duka di Perumahan Permata Asri, Karanganyar, Lampung Selatan tidak berjalan sesuai harapan.

"Benar, saya menelepon jasa ambulans gratis untuk membawa jenazah ayah saya pulang ke rumah duka di Perumahan Permata Asri Karanganyar, tapi nggak datang-datang," kata warga Way Halim ini, Jumat (2/2/2018).

Saat itu, Novianti pun merasa pelayanan ambulans gratis tersebut pilih kasih.

Karena merujuk pada kasus sebelumnya seperti kasus bayi yang dibawa menggunakan angkutan kota lalu diantarkan ambulans gratis ke Kotabumi, Lampung Utara.

"Saya nggak tahu apa-apa, tiba-tiba ada perawat yang menghampiri saya dan menanyakan jenazah akan dibawa ke mana, saya bilang ke Karanganyar, dan perawat itu balik menimpali jika ambulans gratis tersebut hanya beroperasi di kawasan Bandar Lampung," tuturnya.

Novianti pun menjadi bimbang, karena terbentur antara kebutuhan dan persoalan biaya.

Namun karena ada penjelasan dari perawat Novianti pun mengurungkan niatnya untuk menggunakan jasa ambulans gratis.

Novianti pun mengaku harus merogoh kocek Rp 520 ribu untuk menggunakan jasa ambulans di RSUDAM.

"Itu saya bayar Rp 520 ribu, padahal nggak sampai Metro, Karanganyar kan dekat sih. Sudah itu lama sekali saya muter-muter dan nunggu baru bisa dapat ambulans rumah sakit. Saya ngerasa kok gini banget ya sewaktu ayah saya meninggal," ujarnya.

Setelah beberapa hari, Novianti pun baru tahu mengapa mobil ambulans gratis tak kunjung datang.

Ternyata sempat diadang oleh beberapa petugas ketika akan menjemput jenazah ayahnya. Dan dia pun sangat menyayangkan tindakan dari pihak RSUDAM.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved