Paramotor Mulai Digandrungi Warga Lampung

Paramotor adalah paralayang yang mempunyai motor penggerak baling-baling tunggal yang posisinya di belakang posisi duduk pilot.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Eka
Paramotor 

"Ya sebulan bisa sampai 4 kali bahkan lebih karena untuk dapat bermain itu pengaruh dengan cuaca dan biasanya sekali main bisa habiskan biaya Rp 100 ribu," paparnya.

Ia pun membagikan tips aman saat akan memainkan paramotor yakni dengan mengecek peralatan dan ini benar-benar sangat vital mulai dari cek mesin, cek harness, cek bahan bakar.

"Bahan bakar harus pakai pertamax agar perawatan mesin lebih tahan lama. Lalu, cek parasut apakah ada yang sobek/bolong, atau tali-tali dan kanopinya, HT wajib dibawa walaupun sudah cukup pengalaman bermain," katanya.

Lalu, kondisi fisik harus benar-benar fit, dan cek lokasi, bagaimana kecepatan angin, bentukan awan jangan sampai awan hitam rendah karena bisa ketarik saat bermain.

"Intinya kalau mau aman ikuti prosedur. Jadi kami ada istilah: take-off pilihan, landing keharusan. Jadi kita datang ke lokasi tidak harus take-off, jika cuaca tidak mendukung angin kencang jangan dipaksakan. Untuk kategori aman parameter angin adalah 0 - 15 km perjam, namun untuk yang baru pelatihan 4-8 km perjam," jelasnya.

Pria kelahiran Purwodadi tersebut mengatakan, ketinggian menerbangkan paramotor bisa mencapai maksimal 1000 meter di atas permukaan laut dan biasanya bermain antara 50 - 100 meter di atas permukaan laut.

"Tapi kita harus belajar juga ketinggian 2 meter di atas permukaan laut. Biasanya belajarnya jika sudah mahir bermain di atas karena pada saat lomba ketinggian stik yang ditendang 2 meter," ujarnya.

Ia pun menuturkan selama bermain paramotor sudah mencoba di beberapa lokasi di Indonesia seperti Anyer, Jogja, Amurang (Manado), Ambon.

"Namun yang paling berkesan di Parangtritis, Yogjakarta karena tempat pasirnya luas namun kalau view dari udara tetap bagus di Lampung," tukasnya.

Penerbang paramotor Lampung lainnya, Budi Setiawan (Dedi Acad), sudah menekuni hobi terbangnya tersebut sejak empat tahun lalu dan tertarik dengan alasan karena olahraga ini agak menantang.

"Kebetulan juga kakak ipar main paramotor dan waktu itu lihat hasil-hasil foto udaranya. Jadinya akhirnya putuskan buat cobain olahraga ini dan sampai sekarang tetap suka bermain," tuturnya.

Budi yang biasanya bermain empat kali dalam satu bulannya, mengaku untuk peralatan sudah memiliki sendiri dan harga tidak jauh-jauh diangka sekitar Rp 100 jutaan.

"Ya dalam sebulan tergantung cuaca, kalau nyantai sebulan 4 kali tapi bisa lebih. Biasanya kalau main ambil di waktu libur weekend (Sabtu-Minggu)," tutur pria yang berprofesi sebagai PNS di lingkungan Pemprov Lampung.

Ia mengaku pada prinsipnya perawatan murah pada peralatan paramotor, cuman ada beberapa part yang memang agak mahal harganya tapi masih terjangkau.

"Dan selama empat tahun ini belum ada yang ganti rutin. Asalkan campuran bahan bakar pas, dan semakin rajin dirawat maka akan terjaga baik peralatan tersebut," tuturnya.

Halaman
123
Tags
hobi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved