Dianggap AS sebagai Negara Baru dan Gampang Diotak-atik, Vietnam Rupanya Punya "Warrior Tradition"

Namun tragisnya, kesudahan perang menunjukkan AS-lah yang justru kalah. Bahkan, terbilang kekalahan perang paling besar sepanjang sejarahnya.

Editor: Yoso Muliawan
Pinterest
Kondisi pasukan AS yang kalah perang di Vietnam. 

Akan tetapi, meskipun ada jawaban yang sejelas itu, orang AS toh masih memerlukan waktu 30 tahun lagi. Termasuk harus melalui kegetiran perang, guna menyadari betapa tepatnya pemahaman Chiang Kai-shek tadi.

Tiadanya perhatian para ilmuwan Barat di luar Perancis dalam mempelajari Indochina/Vietnam terbukti bahwa buku tentang Vietnam yang pertama kali dalam bahasa Inggris, barulah diterbitkan pada tahun 1958. Yakni, buku “The Smaller Dragon” yang ditulis oleh Joseph Buttinger.

Sebagai akibat ketidakpedulian, pengabaian, dari orang AS terhadap Vietnam, hal itu nantinya harus dibayar mahal sekali.

Karena ketidakpedulian tadi menyebabkan orang AS cenderung berpikir bahwa Vietnam hanyalah sebuah “negeri kecil”, sehingga sikap awal adalah menyepelekannya.

Padahal, apabila dibandingkan dengan Jerman yang merupakan musuh terberat AS dalam dua perang dunia, maka sesungguhnya Jerman pun adalah negeri kecil.

Gabungan Vietnam Utara dan Selatan luasnya sekitar 127 ribu mil persegi. Hanya sedikit di bawah Jerman yang mencapai 137 ribu mil persegi.

Garis pantai Vietnam pun mencapai 1.400 mil, hampir sama dengan garis pantai Atlantik AS antara Miami dengan Boston. Jumlah penduduknya pun melebihi Inggris atau Perancis.

Persepsi AS lainnya yang keliru tentang Vietnam adalah menganggap seolah-olah Vietnam itu “negeri baru” yang masih gampang diotak-atik.

Penjajahan oleh Perancis yang tertutup dan sikap tak peduli terhadap Asia dan sejarahnya, membuat AS tidak memahami atau menyadari, bahwa Vietnam adalah salah satu negara yang sudah tua.

Jejak sejarahnya yang terekam pun berasal dari tahun 111 SM. Atau sekitar 50 tahun sebelum tentara Romawi mendarat di pesisir Inggris.

Dalam sejarah awalnya, Vietnam memang lama dikuasai oleh China. Namun, tahun 946, mereka memperoleh kemerdekaannya dan menjadi negara berdaulat hingga datangnya kolonialis Perancis pada pertengahan abad ke-19. Tepatnya mulai tahun 1884.

Karena lamanya Vietnam dalam kekuasaan orang lain, maka sejak dulu, pada bangsa Vietnam terbentuk semacam tradisi kependekaran atau warrior tradition.

Ini adalah tradisi yang memiliki sikap dan daya juang ulet, didasari sikap nasionalisme yang kuat.

Ketidaktahuan AS terhadap apa yang melatari Vietnam, baik sejarah, kondisi fisik tanahnya, maupun kultur bangsanya, terbukti berakibat fatal bagi AS. Seperti ditunjukkan dalam Perang Vietnam.

(Ade Sulaeman)

Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved