Muslim Cyber Army Bermotif Politik dan Ingin Kudeta Pemerintah, Siapa Dalangnya?
Dari hasil penyelidikan polisi motif yang dilakukan kelompok MCA adalah agar bisa menjegal pemerintahan yang sah melalui sosial media.
"(Peristiwa) yang betul-betul terjadi hanya tiga. Ada dua di Jabar dan satu di Jatim. Di Jabar yaitu penyerangan Kiai Haji Umar di Cicalengka, kemudian korban meninggal di Cigondewa yaitu Ustaz Prawoto, serta kejadian di Lamongan, Jatim," ujar Gatot.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Fadil Imran mengatakan, Polri telah berhasil menemukan koneksi atau garis merah antara kelompok MCA dan Saracen.
Baca: Subuh-subuh Mau ke Liwa, Truk Boks Malah Terguling di Dekat Flyover MBK
Fadil mengungkap jika para pelaku penyebar hoaks terkait penyerangan ulama yang ditangkap di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur terhubung satu sama lain.
"Dari upaya penindakan, kami lakukan analisis sampai penyerangan ulama. Dari klaster Jatim, Jabar, Banten, terlihat bahwa pelakunya ini terhubung satu sama lain. Pelaku-pelaku yang tergabung dalam MCA juga tergabung dengan klaster X, yaitu eks kelompok Saracen," ujar Fadil.
Baca: Pohon Canadian Hemlock Berusia 227 yang Ditanam George Washington Roboh
Kasubsit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan telah menangkap 14 orang yang tergabung dalam grup WhatsApp 'The Family MCA' sepanjang tahun 2018.
Irwan menjelaskan sekitar 8 orang ditangkap oleh polisi pada awal 2018.
Sementara 6 lainnya baru ditangkap pada Senin (26/2) silam.
Enam anggota grup WhatsApp 'The Family MCA', yang ditangkap pada Senin, terciduk di sejumlah kota berbeda.(*)