Wajib Tau, Ini Bahayanya Makan Siput Setengah Matang 

Siput yang paling umum dimakan adalah Keong gondang (Ampullaria ampullacea) yang berbentuk bulat seperti buah apel.

Editor: Reny Fitriani
Intisari-Online
Siput yang tidak matang benar dapat merusak hati. 

Berjuta-juta butir biasanya memang musnah, tapi beberapa di antaranya ada yang jatuh bersama kotoran kambing ke dalam air kecomberan yang mengalir ke selokan-selokan menuju ke sawah, rawa atau sungai.

Ada yang kemudian beruntung menetas menjadi larva cacing, yang untuk mudahnya disebut Myracidium, karena berbulu getar dan hidup bebas dalam air.

Dalam petualangannya mengarungi lautan air inilah, akhirnya larva itu mendarat ditubuh seekor siput yang memang sudah lama berlabuh di tepi perairan yang bersangkutan.

Dalam badan siput ini, Myracidium itu menanggalkan pakaian bulu getarnya (yang kini sudah tak berguna lagi karena tak perlu bertualang seperti dalam air bebas dulu), dan berubahlah ia menjadi semacam kantong saja, yang untuk memudahkan para calon sarjana cacing disebutsporocyste.

Kalau kantong sporocyste ini nanti meledak karena sudah masak, maka larva-larva cacing yang tadinya tumbuh meringkuk dalam tahanan itu akan keduar.

“Keluar" berarti masih berantakan dalam tubuh siput inangnya itu juga.

Larva-larva model baru ini juga mempunyai nama, yaitu Redia (menurut nama seorang penyelidik ilmiah Italia : Redi, yang hidup dalam abad ke-17).

Tuan Redi hidup sebagai seorang manusje van alles serba bisa, yang selalu ingin dianggap paling pinter sendiri di seluruh muka bumi, karena dapat menggertak tentang segala macam hal.

Namanya termasyur sebagai orang yang sering berkelahi dengan majikan-majikan  pekerjaannya yang terdahulu.

Tapi mungkin ia akan marah-marah mengajak berkelahi lagi, kalau ia mendengar namanya sekarang ternyata hanya dipakai untuk memanggil cacing-cacing saja, yang hidup dalam perut siput di kecomberan-kecomberan.

Dalam Redia itu terbentuk lagi telur-telur baru yang nantinya dapat menetas menjadi redia baru lagi. Tapi kebanyakan akan menetas menjadi larva baru yang lain lagi modelnya. Yaitu mempunyai ekor. Jadi siap sedia untuk berenang lagi.

Dan model inipun mempunyai nama lain juga : Cercaria, untuk memudahkan (kegagalan) ujian para mahasiswa ilmu cacing-cacing.

Ia (cacingnya itu) meninggalkan badan siput, kemudian berenang sejauh jauhnya ke tempat lain, untuk kemudian menetap pada salah sebatang  tanaman tepian, seperti rumput-rumputan misalnya.

Ekornya yang tidak berguna lagi itu kemudian ditanggalkan, dan ia membangun semacam rumah kaca (cyste) berdinding tebal dari lendir kental yang all weather proof, tahan segala macam badai dan taufan.

Dalam cyste yang kuat inilah ia tak dapat berbuat lain kecuali menunggu saja dengan sabar kedatangan seekor sapi kurus, kerbau ngantuk atau kambing hitam yang berkenan makan rumput, yang ketempelan cyste itu.

Halaman
1234
Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved