Pilu, Bapak Korbankan Nyama Demi Selamatkan Anak Tertimpa Atap Rumah
Kepergian sang ayah meninggalkan luka mendalam bagi sang anak. Hasil diagnosis kematian pun sungguh menyedihkan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sebuah atap rumah di Jalan Panglima Sudirman, Gang Sepuhan no 29 RT 25/RW 09 Pangongangan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, tiba-tiba ambruk, Sabtu (14/4/2018) siang.
Atap rumah yang dihuni pasangan suami istri, Suwardi (55) dan Toinem (52) ini menimpa anak bungsu mereka yang bernama Panca Bagus Andrianto (20).
Ditemui di rumahnya, Andri menceritakan saat itu dirinya baru saja bangun tidur dan masih duduk di atas kasur di kamarnya.
Tiba-tiba, sekitar pukul 06.30 WIB, atap rumah di bagian ruang tengah dan kamarnya roboh.
Baca: Ini Gejala Anak Terkena Penyakit Bronkitis
"Waktu itu lagi duduk-duduk di kasur, baru saja bangun tidur. Tiba-tiba atap roboh menimpa kepala saya," kata Andri saat ditemui di rumahnya, Sabtu (14/4/2018) siang.
Dia menuturkan, saat itu kondisi kamarnya penuh dengan reruntuhan atap dan debu. Begitu juga ruang tengah rumahnya.
Saat itu, kata Andri, ayah dan ibunya sedang mengobrol di ruangan tamu.
"Waktu itu bapak dan ibu di ruang tamu, sebelum kejadian saya dengar mereka sedang ngobrol," kata anak ketiga dari tiga bersaudara ini.
Begitu mengetahui atap rumahnya ambruk, ayahnya berusaha mendobrak pintu kamarnya yang terhalang reruntuhan.
Baca: Warga Geger, Buaya Ini Mampu Panjat Pagar Pembatas Danau
Setelah berhasil membuka pintu kamar, ayahnya langsung mengeluarkannya dari rumah.
"Jadi bapak saya yang membawa saya keluar,"kata Andri yang mengalami luka robek di kepala.
Setelah itu, ia dibawa RS Sogoten untuk mendapatkan perawatan. Ia mengaku tak sadarkan diri ketika dibawa ke rumah sakit.
Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 09.00 WIB, ayahnya juga dibawa ke rumah sakit. Ayahnya yang mengalami gangguan pernafasan akibat menghirup debu, dibawa ke RS DKT Kota Madiun.
"Saya nggak tahu kalau bapak juga dibawa ke rumah sakit. Bapak saya mengalami gangguan nafas karena menghirup debu," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Baca: Prosesi Ibadah Haji Zaman Dulu Serba Sederhana dan Tak Perlu Berdesak-desakan
Andri menuturkan, saat diperiksa dokter, nyawa ayahnya sudah tidak tertolong.
Menurut keterangan dokter kepadanya, ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang di alun-alun Kota Madiun, meninggal karena serangan jantung.
Dia menuturkan, sehari-hari rumahnya ditempati tiga orang. Ayahnya, ibunya, neneknya dan dirinya.
Namun saat itu, neneknya sedang berada di rumah tetangganya. Sedangkan dua kakaknya sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah.
Andri mengaku, dua minggu sebelum kejadian, ayahnya sudah mengetahui jika atap dan rangka rumahnya sudah lapuk. Ayahnya juga sudah berencana untuk memperbaikinya.
Baca: Postingan Ajak Buaya Darat Poligami di Rusia Dikecam Ibu-ibu, Hotman Paris Bilang Ini
"Waktu memperbaiki atap teras, sekitar dua minggu yang lalu bapak sudah tahu. Bapak juga sudah berencana memperbaikinya," katanya.
Namun, sayangnya rencana ayahnya tidak sempat terwujud. Atap rumahnya yang sudah rusak, tiba-tiba ambruk dan menimpanya. (*)