Disiksa dan Dipenjara Saat Kalah, Begini Nasib Pemain Timnas Irak di Era Saddam Hussein

Uday ingin mencontohkan kepada para pemain sepakbola itu apa yang ia lakukan terhadap para tahanan politik.

forum.kooora.com
Timnas Irak 

Jika itu tidak cukup, para pemain dipaksa untuk menonton video yang menampilkan Uday mengancam para pemain. Dan setelah itu kita tahu apa yang akan terjadi.

Timnas Irak
Timnas Irak (Hassanin Mubarak - WordPress.com)

Salah satu cara yang paling umum yang dilakukan Uday adalah memukuli telapak kaki para pemain tim nasional Irak.

Dipenjara jika Absen Latihan 

Tidak ada alasan yang dapat diterima bagi pemain yang melewatkan sesi latihan, tidak untuk pemakaman, tidak juga untuk anak yang sedang terbaring di rumah sakit.

Saat dipenjara, mereka kadang dikencingi Uday, dicambuk dengan kabel listrik, atau disetrum. Lebih dari itu, mereka juga tidak mendapatkan perawatan medis sama sekali.

Baca: Hore, Ooredoo 4G Plus Sudah Ada di 213 Kecamatan di Lampung

Haram Dapat Kartu Merah

Mendapatkan kartu merah merupakan hal yang haram bagi Uday. Ketika kapten tim Yasser Abdul Latih mendapat kartu merah selama pertandingan tahun 2000, ia dibawa ke penjara Radwaniya di pinggiran kota, dan tinggal di sana selama dua minggu.

Di penjara, “Rambut dan alisnya dicukur dan dilucuti bajunya.”

Bagaimanapun juga, mencukur rambut secara paksa adalah hukuman yang memalukan, khususnya bagi seorang pria muslim Irak.

Di penjara, Yasser dicambuk menggunakan kabel listrik selama dua jam. Cambukan semakin dahsyat seiring bertambahnya waktu. Ia juga dibawa ke luar ruangan untuk disiram air es sementara Irak sedang diguyur musim dingin.

Anak Buah Uday Tak Tega

Baca: Mengenal Batu Kelahiran dan Maknanya dalam Hidup Anda

Pada suatu kesempatan, Ahmed Radi ingat bahwa seharusnya ia mendapatkan enam cambukan karena ia melakukan enam kesalahan dalam sebuah pertandingan. Tapi ini yang terjadi.

“Para penjaga di penjara adalah penggemarku, dan ketika ia membawaku ke ruang untuk disiksa, mereka bilang agar aku berteriak-teriak seolah-olah kesakitan,” kata Radi.

Halaman
1234
Sumber: Intisari Online
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved