Kisah Pilu Kakek Stroke yang Tewas Terpanggang di Kamarnya
Namun, beberapa jam sebelum peristiwa tragis itu, Hari menyempatkan diri berfoto bersama sang ayah dengan menggunakan ponsel.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
"Ya saya foto-foto, saya video. Sebelum saya menyusul ke warung pecel lele istri saya di Gang Beruang Ratulangi. Jadi memang ayah ini sering saya tinggal. Tapi, pintu kamarnya gak pernah dikunci. Paling cuma saya buka sedikit," beber Hari.
Sekitar pukul 19.10 WIB, Hari pun bergegas pergi menuju warung pecel lele miliknya.
"Sebelum pergi, saya cium kening dan pipi ayah. Kemudian saya sedikit buka pintu dan kunci pintu depan," ucapnya.
Baca: Ditenggat 26 April, Ini Empat Permintaan Pemerintah ke Facebook
Pada 22.00 WIB, Hari dan istrinya, Nunung, pulang. Namun, mereka kaget begitu melihat rumahnya sudah ramai.
"Sampai rumah saya kaget. Lho kok rumah ramai orang dan ayah sudah tidak ada (meninggal). Saya nasibnya kok seperti ini. Padahal, adik saya baru meninggal kecelakaan di Solo," tuturnya.
Malam itu juga, jenazah ayahnya dibawa ke RSUAM. Pada pagi harinya jenazah dibawa pulang dan dimakamkan di Gang Pisang, Gedong Air.
Kebakaran itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 21.30 WIB. Tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa kejadian ini merenggut nyawa seorang kakek.
Baca: BPBD Temukan Kebakaran di Kemiling, Begini Kondisi Rumah yang Terbakar
Dari pantauan Tribun Lampung, rumah kontrakan dua kamar itu tidak ada yang hangus. Api hanya melalap kamar yang ditempati korban.
Itu pun hanya setengah bagian yang hangus. Sementara kasur dan dipan tempat tidur Abah Amir habis dilahap api.
Tak ada yang tersisa dari kamar itu. Hanya ada jam dinding yang setengah meleleh dan kaca yang pecah karena api. (*)