Terima Order Go-Food dan Diminta Isi Go-Pay, Tak Disangka Driver Go-Jek Alami Nasib Malang
Order Go-Food bodong, enam mitra Go-Jek Bandar Lampung merugi ratusan ribu rupiah.
Penulis: hanif mustafa | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Order Go-Food bodong, enam mitra Go-Jek Bandar Lampung merugi ratusan ribu rupiah.
Salah satu korban adalah Suryono (40) warga Kelurahan Gedung Pakuon, Kecamatan Teluk Betung Selatan yang mengaku merugi Go-Pay (uang virtual) Rp 100 ribu.
"Ya saya ngrugi Go-Pay Rp 100 ribu, mulanya dapat orderan Kamis kemarin, 19 April 2018, dari user yang bernama Novita, dan mesen ayam Kremes Galaxy di Pahoman," ungkapnya, Jumat 20 April 2018.
Saat memesan itulah, Sur panggilan akrabnya, diminta pelaku mengisi Go-Pay Rp 100 ribu.
Baca: Wanita Cantik yang Mengaku Dihamili Eks Suami Ayu Ting Ting Telah Melahirkan, Wajahnya Mirip Siapa?
"Ya gak curiga, lumayan buat point tambahan pikir saya, ya saya kirim dan oderan saya antarkan ke Jalan Nusantara, Way Halim," tukasnya.
Namun ternyata, setelah sampai dilokasi yang dijanjikan, nomor yang memesan tidak aktif.
"Sampai sana, dihubungin enggak aktif, terus di-cancel pesanannya, Go-Pay sudah masuk. Waduh, terpaksa makan sendiri," ungkap pria yang biasa mangkal di shelter Kadal Pasar Kangkung.
Baca: Pengacara Bergaji Rp 1 Miliar Ini Berhenti demi Jual Asinan Pepaya Warisan Keluarga
Dari pengalaman ini, Sur pun berbagi kisah ke rekan sesama mitra Gojek. Dan ternyata, pelaku diduga sudah berulang kali meresahkan para driver dengan modus yang sama.
"Lantas kami inisiatif, mancing dia, dideteksi HP ternyata ada di depan Centra Plaza pelakunya, akhirnya kami amankan, dan bawa Ke Polsek Telukbetung Utara, sesuai laporan saya," tutupnya.
Sementara itu, Kapolsek Teluk Betung Utara Kompol Suharto membenarkan kejadian ini. Pelaku sendiri diketahui bernama Edi Kusnadi (40), warga Gedongtataan, Pesawaran.
"Sudah kita amankan, karena itu perkara IT jadinya kami limpahkan ke Polresta, kan ada alatnya di sana untuk sidik," tuturnya.
Lanjut Suharto, pelaku sendiri ternyata sudah melakukan aksi penipuan dengan order fiktif sebanyak enam kali dalam satu bulan ini.
"Modusnya sama, total ada empat akun yang digunakan untuk melakukan order fiktif, tapi masih dikembangkan, mungkin ada pelapor yang sama," tutupnya.