Selain Jaga Warisan Budaya, Anak Muda Lampung Menari Tradisional Biar Mudah Konsentrasi
Ia sedang berlatih menghafal gerakan tarian tradisional sebelum memadukannya dengan musik pengiring.
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Ridwan Hardiansyah
Setelah tiga bulan berlatih tarian Lampung, Indah menuturkan, penari akan mengikuti ujian.
Hal itu untuk melihat apakah penari tersebut telah menguasai tarian Lampung atau belum.
“Kalau sudah menguasai, baru akan diajarkan tarian tradisional lain, modern dance, atau tari kreasi lainnya,” ujar Indah.
Sementara, pemilik Sanggar Tari Bunga Mayang, Joni Effendi Z mengungkapkan, anggota yang baru bergabung akan dilatih secara privat.
Hal itu agar penari bisa fokus mempelajari gerakan-gerakan tarian.
Setelah mahir, Joni menerangkan, penari tersebut baru bisa berlatih bersama anggota lain.
“Hanya saja, berapa lama seseorang bisa mahir, semua tergantung dari orang itu. Karena, setiap orang memiliki kemampuan dan daya tangkap yang berbeda,” jelas Joni.
Sanggar Tari Bunga Mayang, menurut Joni, mengajarkan semua tarian, baik tradisional, modern, maupun kontemporer.
Untuk tarian tradisional, selain tarian tradisional Lampung, pihaknya juga mengajarkan tarian tradisional seluruh nusantara.
Sementara, setiap orang yang baru berlatih menari di Kampoeng Budayo Production, tidak serta merta langsung latihan menari.
Pemilik Kampoeng Budayo Production, Eka Maya Adhitama mengungkapkan, anggota yang baru bergabung terlebih dahulu berlatih olah tubuh.
Kemudian, mereka berlatih pengenalan gerak.
“Jika sudah bisa keduanya, baru diajarkan tarian. Kami mengajarkan tarian tradisional, modern, dan kreasi,” kata Eka.
Seminggu 14 Kali Pentas
Tak hanya berlatih, Joni mengatakan, anggota Sanggar Tari Bunga Mayang juga akan diikutkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari lomba hingga berbagai acara, misalnya pernikahan.
Dalam seminggu, menurut Joni, sanggarnya bisa pentas sebanyak 14 kali.