Sulit Orgasme, 3 Wanita Jalani Operasi G-Spot
Satu di antara hal yang ingin dicapai banyak orang ketika melakukan hubungan seksual adalah orgasme.
Prosedur yang dilakukan pada 2013 itu menggunakan anestesi lokal dan obat penenang.
Tak hanya berhenti pada operasi, pengalaman ketiga wanita tersebut kemudian dicatat dalam kurun waktu tahun-tahun berikutnya.
Hasil pencatatan menyebutkan, ketiga wanita itu mengatakan bahwa mereka mendapatkan kembali kemampuan orgasme mereka tanpa rangsangan klitoris.
Mereka juga bahkan melakukan hubungan seksual lebih sering.
Memicu Perdebatan
Sayangnya, tidak ada plasebo dalam penelitian tersebut, untuk membuktikan apakah itu benar-benar efek perbaikan pascaoperasi.
Devan Stahl, asisten profesor yang berfokus pada kode etik klinis di Michigan State University, mengungkapkan pendapatnya terkait hal itu.
Menurutnya, masih ada perdebatan besar mengenai g-spot.
"Ada peneliti yang berpikir itu sama sekali tidak ada, orang lain berpikir bahwa itu mungkin ada tetapi tidak setiap wanita memilikinya," ungkap Stahl, dikutip dari New Scientist, Rabu (25/04/2018).
"Dan, masih ada yang berpikir bahwa itu bukan suatu 'tempat' atau struktur anatomi, melainkan sebuah struktur anatomi yang sangat kompleks dan bervariasi," imbuhnya.
Pada penelitian di tahun 2012, Ozstrenski menggambarkan g-spot dalam mayat seorang wanita berusia 83 tahun.
Sayangnya, beberapa penelitian lain gagal menghasilkan bukti konklusif bahwa lokasi tersebut benar-benar ada.
Prosedur Jutaan Dolar operasi Ozstrenski bukan satu-satunya terapi amplifikasi g-spot yang ada.
Sejak beberapa tahun belakangan, prosedur untuk hal itu tersedia banyak.
Satu di antaranya g-shot, yaitu menyuntikkan kolagen ke dalam vagina.