Skala Bom Rakitan Napiter di Rusuh Mako Brimob, Mantan Dedengkot Jamaah Islamiyah Buka Suara

Kerusuhan di Mako Brimob beberapa waktu lalu memang meninggalkan luka yang dalam bagi bangsa Indonesia.

Editor: soni
Tribun Jatim.com
Ali Fauzi, mantan kombatan dan pentolan JI bersama Ahmad Azhar Basyir, matan napiter 8 tahun warga Karanggeneng yang baru sepekan bebas, Sabtu (12/5/2018) 

Mulai dari penangkapan,BAP sampai pembinaan di Lapas harus ekstra ordinari.Kelompok yang muncul 2010 2018 ini tidak pernah ikut konflik seperti, di Ambon dan Poso.

Tapi kelompok ini muncul pasca Jamaah Islamiyah (JI) off tidak melakukan aksi. Napiter ini kemudian meneruskan aksi-aksi sporadis. Yang diawali pelatihan militer di pegunungan di Jantu Aceh pada 2011. Yang kemudian ada beberapa diantara mereka yang masuk bidikan polri.

Mereka ini yang masih patuh dengan sosok Aman Abdurrahman yang sudah dua kali masuk penjara dan sekarang sedang menjalani proses hukum lagi terkait penyerangan di jalan Tamrin Jakarta.

Bagaimana para napiter ini masih bisa merangkak bom meski dalam rutan ?

Ali Fauzi mengungkapkan, bahwa kemampuan mereka dalam perakitan bom bersekala besar masih diragukan.

Bom yang mereka buat dan diledakkan, bombnya kecil -kecil dengan ukuran dua atatatiga kilogram.

"Belum ada bom yang menyamai bom Bali 1, Meriot 1 dan 2. Bom Kedubes Austalia dan Philipin," ungkapnya.

Kelompok ini belum pernah terlatih di luar negero. Jadi pelatihannya hanya kecil.

Mereka hanya mendapat kursus singkat yang kemudian mereka coba-coba.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved