Alasan di Balik Motif Loreng Seragam Tentara di Dunia
Anda pasti pernah bertanya-tanya mengapa warna seragam tentara rata-rata berwarna loreng-loreng hijau?
Menurut laporan dari sebuah tes yang dilakukan oleh Angkatan Darat AS, dibutuhkan rata-rata 30 detik bagi manusia untuk mengidentifikasi obyek yang berkamuflase atau disamarkan.

Indonesia sendiri memilih pola M81 Woodland, yang populer sejak tahun 1981.
Sementara tentara di Timur Tengah memilih motif loreng, kombinasi warna cokelat muda.
Pada tahun 2009, vectorworldmap.com membuat sebuah peta yang menampilkan setiap negara yang tercakup dalam pola kamuflase yang sama dengan angkatan bersenjatanya.
Peta itu juga memberi gambaran tentang jenis-jenis lingkungan di mana negara-negara berbeda berharap untuk berperang.
Negara-negara gurun seperti Mesir dan Arab Saudi memakai baju cokelat dan abu-abu.
Sementara negara-negara hutan sub-Sahara yang subur memiliki warna hijau tua.

Pasukan tentara di dunia mulai mengadopsi kamuflase pada abad ke-19.
Sementara AS mulai mengikutinya pada awal abad ke-20.
Sebagaimana diwartakan pada Business Insider, Julian Farrance dari National Army Museum di London mengungkapkan, penerapan kamuflase didorong oleh pengembangan amunisi tanpa asap.
Memang, kamuflase ini hanyalah pertahanan dari penglihatan visual.
Sebab, teknologi inframerah yang lebih baru tentu saja dapat mendeteksi manusia dari panas tubuhnya.

Namun, dalam parade militer 3 September 2015, China meluncurkan skema camo maritim yang mengejutkan.
Camo biru pixelated dipilih untuk seragam, kendaraan lapis baja dan baterai rudal, serta kendaraan amfibi yang tidak membutuhkan warna biru begitu naik ke darat.
Mungkin, China memilih warna itu untuk menandai pergeseran retoris dalam fokus angkatan bersenjata mereka ke kekuatan angkatan laut.
(Dari berbagai sumber/Muflika Nur Fuaddah/Mentari Desiani Pramudita)