Kisah Mengharukan Bocah 13 Tahun Asal Indonesia yang Tewas Membela ISIS

Pada tanggal 1 September 2016, dua bulan setelah ulang tahunnya yang ke 13, Hatf terkena serangan udara lain.

Reuters
Hatf Saiful Rasul, bocah asal Bogor yang menjadi pejuang ISIS. 

Irfan Idris, kepala deradikalisasi badan nasional anti-terorisme di Indonesia, menyalahkan hukum dan birokrasi yang lemah karena tidak ada tindakan terhadap sekolah semacam itu.

"Pada dasarnya, ini bukan wilayah kami, ini adalah kementerian agama," katanya kepada Reuters. "Kami telah memberi tahu kementerian bahwa Anda memiliki masalah dengan Ibnu Mas'ud."

Ditanya tentang hubungan sekolah dengan militan dan mengapa pesantren itu tidak ditutup, Kamaruddin Amin, direktur jenderal pendidikan Islam di Kementerian Agama RI, mengatakan: "Ibnu Mas'ud tidak pernah terdaftar sebagai pesantren."

Pemerintah daerah, Amin menambahkan, "telah meminta penjelasan mengenai status studinya namun tidak mendapat tanggapan."

Baca: VIDEO: Kebakaran Gudang BBM, Terdengar 4 Kali Ledakan

Jumadi mengatakan Hatf belajar di Ibnu Mas'ud tapi dia tidak tahu tentang kepergiannya.

Dia mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya staf atau siswa yang bepergian ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, selain tiga guru dan satu siswa yang ditahan di Singapura tahun lalu.

Mustanah, mantan mahasiswa yang dideportasi dari Irak pada bulan Agustus, telah mengatakan kepada polisi bahwa beberapa mantan siswa dari Ibnu Mas'ud telah melakukan perjalanan ke Suriah.

Terletak di kaki Gunung Salak, sebuah gunung berapi yang tidak aktif, di Desa Sukajaya, 90 km (55 mil) selatan ibu kota Indonesia, Ibnu Mas'ud terdiri dari kompleks ruang kelas, asrama dan ruang salat yang dapat menampung hingga 200 orang siswa dari sekolah dasar sampai SMP.

Bongkar Senapan dalam 32 Detik

Pesantren memiliki akar yang dalam di Indonesia, beberapa abad yang lalu, saat mereka menjadi bentuk pendidikan utama bagi masyarakat miskin dan pedesaan.

Bahkan ketika sistem pendidikan Indonesia yang dimodernisasi dan sekolah sekuler yang dijalankan pemerintah diperkenalkan, pesantren yang sangat pribadi tetap menjadi penting.

Baca: Sesi Kedua, Kalapas Kalianda Dicecar 4 Pertanyaan

Amin, di Kementerian Agama RI, mengatakan kepada Reuters pada bulan Juli bahwa kementerian tersebut sedang mengupayakan sebuah kebijakan baru untuk membakukan kurikulum di pesantren dan mengambil alih persetujuan mereka. Belum ada kebijakan yang diumumkan.

Anam, ayah Hatf, mengatakan kepada Reuters dalam tulisan tangan untuk menanggapi pertanyaan selama persidangan di Jakarta pada bulan Juli bahwa dia bangga dengan anaknya.

Foto yang dilihat oleh Reuters, yang menurut Anam diambil di Suriah dan diposkan di media sosial oleh Hatf, menunjukkan anak laki-laki tersebut sedang makan dengan pria yang lebih tua dan seorang di mana anak muda berwajah segar itu memegang senapan AK-47 hampir sebesar dirinya.

Hatf bisa membongkar senapan dalam 32 detik, Anam menulis.

Halaman
123
Sumber: Intisari Online
Tags
ISIS
Ponpes
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved