Mengapa Banyak Orang Terobsesi dengan Keluarga Kerajaan Inggris?
Kisah para bangsawan seolah menyusup ke dalam kesadaran kolektif banyak orang. Apa alasannya?
"Namun, lihatlah orang-orang tersebut (keluarga kerajaan). Mereka mewarisi kekayaan, gaya, ketenaran, dan pengaruh sosial. Mereka juga hidup dalam istana seperti dalam dongeng," sambungnya.
Eksposur media menciptakan "efek putaran" pada fenomena ini.
Banyak orang tertarik dengan kehidupan figur publik, sehingga media terus-menerus meliput mereka.
Lalu, karena tokoh-tokoh tersebut sering muncul di media, orang-orang menjadi sering memperhatikan mereka.
Siklusnya berulang, lagi dan lagi.
"Kita hidup di dunia tanpa jeda media. Dengan kata lain, tidak ada jalan keluar. Orang-orang akan terus menginginkan detail kehidupan para figur publik," jelas Farley.
"Pemujaan" Selebritis
Meskipun media sosial memperburuk situasi ini, namun konsep "pemujaan" selebritis memang telah lama terjadi.
Lynn McCutcheon, editor North American Journal of Psychology, mulai meneliti fenomena tersebut pada tahun 2001.
Setelahnya, lebih dari 50 studi didekasikan untuk topik tersebut.
Dalam makalah McCutcheon mengenai pemujaan selebritis yang dipublikasikan di British Journal of Psychology, ia dan koleganya membagi tipe penggemar menjadi empat kategori berdasarkan Celebrity Attitude Scale.
Mereka yang berada di spektrum terbawah hanya menonton atau membaca tentang selebritis atas kemauan mereka sendiri.
Sementara para pemuja selebritis sejati mengubah kegiatan mencari informasi menjadi aktivitas sosial: mereka berbagi berita terbaru, lalu mendiskusikannya dengan orang lain.
Menurut McCutcheon, perilaku ini sebenarnya tidak berbahaya. Namun, beberapa dari mereka terkadang melintasi batas.
Banyak orang yang akhirnya terobsesi dengan satu tokoh. Mereka yakin memiliki hubungan dekat dengan orang tersebut dan menganggapnya sebagai belahan jiwa.