BREAKING NEWS LAMPUNG

Penjelasan Pengelola soal Penyebab KMP Titian Nusantara Kandas

Menurut Ananto, saat itu kondisi cuaca cukup ekstrem. Hujan dan kabut menghalangi pandangan nakhoda.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Dedi Sutomo
KMP Titian Nusantara sudah sandar di Dermaga 2 Pelabuhan Bakauheni. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BAKAUHENI – Saat kandas, KMP Titian Nusantara membawa 108 penumpang dewasa dan tiga anak-anak. Semuanya merupakan penumpang, termasuk sopir kendaraan.

KMP Titian Nusantara kandas saat hendak berlayar dari Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak, Banten, Rabu, 23 Mei 2018.

Kapal bertolak dari Dermaga 2 Pelabuhan Bakauheni. Belum jauh meninggalkan Pelabuhan Bakauheni, kapal tiba-tiba tersangkut di gugusan karang dekat Pulau Kadang Balak.

Ananto Widodo, kepala cabang PT Jembatan Nusantara Bakauheni, perusahaan yang mengoperasikan KMP Titian Nusantara, mengatakan, kapal itu juga membawa sejumlah kendaraan. Meliputi dua sepeda motor, sembilan mobil pikap, dua mobil pribadi, delapan truk sedang, satu truk besar, dan tiga bus besar.

Baca: Kesaksian dan Ketakutan Penumpang Saat KMP Titian Nusantara Menabrak Karang

Menurut Ananto, saat itu kondisi cuaca cukup ekstrem. Hujan dan kabut menghalangi pandangan nakhoda.

Namun, Ananto bersyukur seluruh penumpang dapat dievakuasi dengan selamat ke Pelabuhan Bakauheni pada pagi harinya.

“Untuk para penumpang kita beri makan dan minum selama menunggu. Ada beberapa penumpang yang karena ada keperluan mendesak minta menyeberang dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum dari Merak,” kata Ananto.

Ananto menegaskan, kondisi KMP Titian Nusantara normal. Tidak ada kerusakan maupun gangguan. Bahkan, KMP Titian Nusantara telah mengikut uji petik.

Kejadian kandasnya kapal, imbuhnya, murni karena kondisi cuaca yang cukup ekstrem.

Baca: Hujan Lebat di Musim Kemarau, BMKG Sebut Penyebabnya Eddy

“Ini karena kondisi cuaca yang ekstrem. Alun laut dan angin cukup kuat. Apalagi dari dermaga 2, alunnya cukup kencang,” terang Ananto.

Setelah dievakuasi (reposisi), kapal sandar di dermaga 2 untuk menurunkan muatan kendaraan. Kapal selanjutnya akan dicek untuk melihat kemungkinan adanya kerusakan.

Evakuasi, kata dia, memang menunggu kondisi air laut pasang. Ini guna memudahkan melakukan reposisi kapal dengan menggunakan dua tugboat. Evakuasi sendiri memakan waktu sekitar satu jam.

“Setelah ini, kapal anchor untuk pemeriksaan kondisi. Jika ada kerusakan akan diperbaiki. Nanti setelah anchor akan ada pemeriksaan lagi dari pihak terkait. Barulah nanti bisa kembali berlayar,” tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved