Firasat Harmoko dan Patahnya Palu Sidang Jelang Tumbangnya Soeharto

Patahnya palu sidang itu terjadi saat Sidang Paripurna ke-5, penutupan sidang MPR, 11 Maret 1998.

Editor: nashrullah
Wikimedia/Creative Commons
Soeharto saat membacakan surat pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

Hanya dalam 70 hari setelah peristiwa patahnya palu, 21 Mei 1998, Soeharto memutuskan mundur dari jabatanya lantaran desakan publik.

Perjalanan Soeharto sebagai Presiden RI selama 32 tahun pun patah bak palu yang diketukkan Harmoko.

Menurut Arwan Tuti Artha, penulis buku "Dunia Spritual Soeharto", patahnya kepala palu saat sidang paripura MPR/DPR ke-5 memang memberi isyarat patahnya perjalanan Pak Harto di tengah jalan.

Lengsernya Soeharto menandai munculnya era baru bernama Reformasi.

Era ini diharapkan mengembalikan demokrasi yang dianggap lenyap selama 32 tahun tatkala Orde Baru berkuasa.

Baca: Kisah Tragis Nirbhaya, Korban Pemerkosaan Paling Brutal di India

Dan hari ini, Senin (21/5/2018) reformasi genap berusia 20 tahun.

Artikel ini pernah tayang pada kompas.com. Baca artikel sumber.

(Yoga Sukmana/Gregorius Bhisma Adinaya)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved