3 Fakta Beratnya Perjuangan Sukarelawan Paramedis di Gaza, Nomor Terakhir Mengerikan
Sukarelawan paramedis, Razan al-Najjar yang ditembak mati oleh tentara Israel saat menolong salah satu demonstran yang terluka.
Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada 20 April 2018, Raazan mengatakan bahwa dia merasa itu adalah 'tugas dan tanggung jawabnya' untuk hadir di protes dan membantu orang-orang yang terluka.
"Tentara Israel berniat untuk menembak sebanyak yang mereka bisa," katanya pada saat itu.
"Ini gila dan aku akan malu jika aku tidak ada di sana untuk bangsaku."
Berbicara kepada The New York Times bulan lalu, Razan menggambarkan antusiasme yang dia miliki untuk pekerjaan yang dia lakukan.
"Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang-orang yang terluka," katanya.
Razan juga mengabaikan penilaian masyarakat terhadap perempuan yang bekerja di lapangan, di mana dia sendiri harus melakukan shift 13 jam, mulai dari jam 7 pagi sampai jam 8 malam.
"Perempuan sering dihakimi, tetapi masyarakat harus menerima kita," kata Razan.
"Jika mereka tidak mau menerima kami karena pilihan, mereka akan dipaksa untuk menerima kami. Karena kami memeiliki kekuatan lebih dari siapa pun."
3. Paramedis ditargetkan
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Israel menargetkan sekelompok orang tak bersenjata di timur Khuza'a pada Jumat, yang menghasilkan "satu tim paramedis mengenakan rompi medis putih yang bertugas mengevakuasi terluka".
Mohammed al-Hissi, direktur tim medis darurat Red Crescent mengatakan, "Penargetan Razan bukan pelanggaran pertama dalam pekerjaan kami sebagai tenaga medis di lapangan, dan itu mungkin tidak akan menjadi yang terakhir."
"Ini adalah kejahatan perang terhadap pekerja kesehatan dan pelanggaran Konvensi Jenewa Keempat yang memberi petugas tenaga medis hak untuk menawarkan bantuan mereka pada saat perang dan perdamaian."
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 238 petugas kesehatan dan 38 ambulans telah menjadi sasaran pasukan Israel sejak dimulainya gerakan Great March of Return. (Intisari-Online/Tatik Ariyani)
Berita ini sudah tayang di Intisari-Online dengan judul "Beratnya Perjuangan Paramedis di Gaza: Dari Evakuasi Korban Hingga Jadi Target Tembakan"