Panglima TNI Marsekal Hadi Ajak Semua PIhak Berantas Teroris

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meminta peran aktif Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mendeteksi dan mencegah bibit-bibit radikalisme.

Penulis: Romi Rinando | Editor: soni

Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Panglima TNI Marsekal  Hadi Tjahjanto  meminta peran aktif  Babinsa dan Bhabinkamtibmas  untuk mendeteksi dan mencegah bibit-bibit radikalisme.  Caranya bekerja sama dengan tokoh agama tokoh masyarakat dan komponen masyarakat lainnya mencegah upaya kontra radikalisme dan deradikalisasi.

Baca: Ketampanan Alvy Xavier, Anak Menteri Susi Pudjiastuti, Bius Para Netizen

Baca: 5 Bulan Berlalu, Perawat yang Dituding Pelecehan Seksual ke Pasien Buat Pengakuan Mengejutkan

Hal ini ditegaskan Hadi Tjahjanto dalam kunjungan bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk bertemu keluarga besar TNI Polri dan masyakata di markas Korem 043 Garuda Hitam, hari ini.

Menurut Hadi Tjahjanto, kita tidak boleh takut dan karena radikalisme masih tumbuh, dan kita umat Muslim beserta seluruh  komponen masyarakat harus bahu membahu membendung pengaruh radikal yang bisa memicu aksi-aksi teroris yang bisa meruksa dan merugikan bangsa Indonesia.

Ia pun mengajak peran dan kepedulian orangtua untuk mengoptimalkan pengawasaan terhadap putra putrinya dari pengaruh media sosial, karena pengaruh media sosial juga ternyata bisa merambah kehidupan khususnya pemuda pemudi yang sedang melaksanakan pendidikan.

“Serangan  teroris telah banyak menyebabkan  korban jiwa. Contohnya di Mako Brimob, kemudian Surabaya , termasuk di Pekan Baru , Riau. Ini mengingatkan kita bahwa serangan tersebut menjadi bukti tindakan teror adalah jalan yang salah dan  telah mencederai  rasa kemanusian dan menyakiti orang lain, bahkan termasuk anak-anak tidak berdosa yang menjadi korban” tegasnya  

Untuk itu Hadi mengajak semua pihak  TNI Polri,  alim alama tokoh masyarakat bersatu padu  untuk memerangi teroris. “Kita harus bersatu padu, kita tidak ingin negeri yang kaya raya ini hancur dan terbelah, seperti wilayah -wilayah di belahan dunia lain yang terjadi konflik,” tukas Hadi

Dia menambahkan  masyrakat harus bahu membahu untuk bisa memberikan pemahamam positif dan bisa  mengambil peran penting untuk  mencegah radikalisme dan terorisme dengan cara  peduli dengan lingkungan  masing-masing.

Sementara Ketua MUI Ma’ruf Amin  mengatakan aksi-aksi teror yang dilakukan para pelaku teroris akibat ada kesalahpahaman dalam memaknai  kata jihad. Pemahamam jihad diartikan dengan pemahaman yang distorsi karena dimaknai dengan perang.

Padahal sambung dia, jihad dalam waktu perang memang ada, namun  suasana saat ini dalam  suasana damai. Padalah  jihad dalam kondisi saat ini sebenarnya bermakna  ishlah atau perbaikan –perbaikan.

“Jihad tidak semata-mata perang, apalagi dalam kondisi ini jihad dimaknai  dengan islahan atau perbaikan-perbaikan. Misalnya menghilangkan kebodohan-kebodohan,  memberantas kemiskinan itu juga bagian jihad,” tegas Ma’ruf Amin.

Karo Penmas Mabes Polri Brigjen M Iqbal M  mengatakan dalam penanggulan teroris, termasuk di Lampung, Polri tidak bisa sendir.  Butuh peran  semua pihak termasuk TNI, tokoh agama, akademisi tokoh masyarakat, termasuk peran dari keluarga mengapa demikian?. Karena  Polri ingin mempersempti ruang gerak aksi-aksi teroris dari segela lini

“Polri tidak bisa maksmimal menangani teroris. TNI dan kita butuh pernah semua pihak sampai bagian yang terkecil, termasuk orangtua dan keluarga. Karena kita ingin mempersempti ruang gerak dan aksi-aksi terotisi, makanya kami mendorong semua elemen masyarkat ikut berpatisipasi,” kata M Iqbal. (rri)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved