Gandeng Turki, Wanita dan Publik Figur Kini Gandrungi Kegiatan Panahan
Teknik yang dilatih di situ secara personal, dan POPBI sudah menjalin kerjasama untuk panahan dengan Turki.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Lima wanita berhijab dan satu pria tampak berdiri berjajar dengan busur dan anak panah di tangan fokus memandang ke arah sasaran target yang berada di hadapan mereka.
Lokasi latihan memanah tersebut berada di lapangan berpagar bambu seluas 500 meter persegi berlokasi di Jalan Raden Gunawan II, Rajabasa Bandar Lampung.
Baca: Pemudik Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku Kejahatan Jalanan
Perlu diketahui bahwa, kegiatan latihan memanah tersebut bukan dilakukan oleh atlet panahan.
Melainkan warga biasa dari Bandar Lampung yang memiliki hobi memanah.
Mereka tergabung dalam komunitas Lampung Horsebow Center (LHC).
Arafat Panji Sinum, Founder LHC (Lampung Horsebow Center) Lampung, menuturkan LHC merupakan wadah panahan yang awalnya diberinama Lampung Horsebow Club (LHC).
Baca: Dulunya Cuma ART, Deretan Artis Ini Kini Mendulang Kesuksesan dan Bergelimang Harga
"Wadah panahan ini awalnya Lampung Horsebow Club, karena saat itu kebingunan kasih nama. Dan untuk sekarang namanya Lampung Horsebow Center (LHC)," jelasnya, Minggu (10/6).
Tempat latihan memanah ini awalnya didirikan oleh dua orang yaitu Muhammad Raditia Kusuma, dan Arafat Panji Sinum.
Awalnya, sempat latihan panahan dengan teman waktu itu namun belum booming di tahun 2015, akhirnya buat tempat pelatihan di Lampung.
"Sebenarnya di awal itu latihan panahan modern. Waktu itu mainkan panahan modern jenis busur standarbow, kemudian kenal Muhammad senang dengan sejarah dan hobi main games perang-perangan dan dikenalkan dengan horsebow," tuturnya.
Orang zaman dulu ternyata mainnya adalah jenis horsebow dan jika ambil sejarah Islam pengguna jenis panah ini paling dekat dengan kekhalifahan Turki Usmani.
Busur tradisional horsebow ini cirinya adalah busur sederhana dan dulu memungkinkan dipakai sambil berkuda untuk berperang ataupun berburu, dengan alasan karena bentuknya kecil dan ringkas.
Baca: Gegara Rebutan Iqbaal Ramadhan, 2 Perempuan Cantik yang Bersahabat Ini Lakukan Perang Dingin!
Ciri khasnya busur horsebow ini ada ornamen namanya Siyah, berfungsi untuk mengaitkan string (tali). Kalau jaman dulu terbuat dari tanduk dan otot.
Sementara saat ini memakai pengganti bahan fiber dipadukan dengan kayu.
"Nah, kalau jenis yang standarbow, biasanya sudah dimodifikasi dan ditambah banyak aksesoris karena didesain untuk olahraga banget," ungkap Panji.
Akhirnya, diputuskanlah dibuat tempat latihan dan ternyata bagus sekali respon masyarakat yang berminat bermain panahan dengan cara yang benar dan prosedur aman.
"Ya ini kan kita bermain senjata jadi gak bisa sembarangan. Jadi harus tahu cara yang benar dan juga prosedur yang aman," tuturnya.
Tujuan didirikan LHC sendiri adalah sebagai wahana pelatihan dan tempat pelatihan panahan tradisional Horsebow di Lampung yang mulai buka di bulan Desember 2015 dan baru resmi berdiri secara umum pada Januari 2016.
"Pada saat awal dibuka member awal hanya 20 orang saja, dan kalau sekarang member resmi 500 an terdiri cewek dan cowok berbagai latar belakang mulai anak sekolah, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan pekerja," terangnya.
Usia member mulai dari umur 5 tahun - 50 tahun, karena bentuknya sport olahraga maka fokusnya di tempat latihan sini memang lebih kepada pengenalan.
"Sementara, kalau lihat fenomena saat ini memang menjamur, tapi yang disayangkan dari segi teknik dan prosedur keamanannya banyak yang belum memahami dan itu kekhawatiran mau gak mau ini main senjata," terangnya.
Panji mengatakan bahwa dirinya dulu sempat belajar dengan praktisi panahan yang tersertifikasi untuk melatih dan dulu tergabung lembaga resmi tingkat nasional Perkumpulan Olahraga Pemanah Berkuda Indonesia (POPBI) sampai sekarang.
Baca: Baru 2 Bulan Rilis, Video Lagu Lagi Syantik Siti Badriah Sudah Ditonton 100 Juta Lebih di Youtube!
"Jadi semua informasi dari teknik yang dilatih di situ secara personal. Dan POPBI sudah menjalin kerjasama untuk panahan dengan Turki.
Sehingga, ilmu memanah yang kita share kepada member di sini sudah berstandar dengan Turki," tutur pria yang juga anggota POPBI tersebut.
Bagi pemula agar mendapatkan teknik baik maka hal utama yang dilatih adalah pada teknik dan adaptasi otot (kekuatan) karena main busur membutuhkan kekuatan saat menariknya.
"Untuk pemula bisa memakan waktu selama tiga bulan, dengan catatan latihan seminggu 2-3 kali dengan durasi 1-2 jam lamanya," paparnya.
Persiapan yang dilakukan adalah peserta member memahami standar dan prosedur keamanan dan tidak boleh dryfire, yaitu memanah tanpa anak panah karena bahaya buat busur dan orangnya.
"Jika melakukan itu, efeknya bisa membuat busur patah, dan juga pemanahnya bisa kejepret," terangnya.
Kemudian, memanah dengan jarak dekat, sehingga awal latihan bagi pemula menguasai jarak dekat dulu yakni jarak standar pemula tiga meter. "Dan selalu menjaga kondisi busur tidak membahayakan orang lain serta harus melakukan pemanasan dulu," jelasnya.
Baca: Batasi Minum Soft Drink Selama Idul Fitri, Bisa Berdampak Buruk Bagi Ginjal
Masyarakat yang ingin belajar dan menjadi member hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 25 ribu saya dengan mendapatkan marcendise dan kartu member arena.
Kelebihan menjadi member di sini yakni dapat lebih murah yaitu bisa menggunakan fasilitas arena dan jika sudah memiliki alat hanya membayar Rp 15 ribu sekali datang dengan durasi latihan maksimal dua jam.
Jika member belum memiliki alat untuk berlatih hanya ditarik biaya Rp 30 ribu di weekend dan Rp 20 ribu di weekdays dengan lama durasi latihan yang sama.
"Namun, durasi waktu satu jam dengan latihan yang serius itu sudah waktu yang sangat efektif sekali dalam berlatih," paparnya.
Publik figur Lampung yang sempat turut berlatih memanah di sini adalah Ketua DPRD, Wiyadi bersama dengan kerabatnya.
"Awalnya kalau gak salah kakaknya pak Wiyadi yang latihan di sini. Lalu, beliau juga ikut latihan bahkan mengajak ajudan-ajudannya tapi hanya sekali saja latihan," terangnya. (eka)