Pertama Kalinya di Lampung, Dai Cilik Akan Pimpin Salat Idul Fitri. Ini Alasan Pengurus Masjidnya!
Ada yang unik dalam penyelenggaraan salat Idul Fitri di Lampung. Sebab, untuk kali pertamanya salat Ied ini akan dipimpin imam berusia belia.
Penulis: Teguh Prasetyo | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ada yang unik dalam penyelenggaraan salat Idul Fitri di Lampung.
Sebab, untuk kali pertamanya salat Idul Fitri ini akan dipimpin imam berusia belia.
Baca: Bukan di Jalan Raya, Ini Tempat Terbaik Melakukan Takbir di Malam Lebaran
Dia adalah Hasan Basri, dai cilik asal Pulau Nias, Sumatera Utara.
Ia bakal menjadi imam salat Idul Fitri di Masjid Ad-Du’a, Puri Way Halim, Bandar Lampung, Jumat 15 Juni 2018.
Baca: Metamorfosa Penampilan Kate Middleton Sebelum dan Sesudah Jadi Keluarga Kerajaan

”Selain itu, kami ingin memotivasi masyarakat Lampung, khususnya yang masih anak-anak, untuk bisa menghafal Alquran,” kata Sabil, sapaan akrabnya, kepada Tribunlampung.co.id, Rabu, 13 Juni 2018.
Di dalam salat Idul Fitri tersebut, lanjut Sabil, Masjid Ad-Du’a juga mendatangkan Habib Ahmad Ghozali Assegaf Lc MA.
”Beliau adalah alumni Universitas Al-Azhar Mesir sekaligus ketua organisasi internasional Alumni Al-Azhar Maktab Lampung,” tambahnya.
Baca: Penasaran Mengapa Tak Ada Sosok Ayah di Kaleng Biskuit Khong Guan? Ini Jawaban Pelukisnya
Kisah dai cilik yang akan menjadi imam Salat Idul Fitri ini mengingatkan pada seorang pemuda belia yang masih 21 tahun dan sudah mencuri perhatian masyarakat dunia.
Sebab, pemuda Indonesia ini didaulat menjadi imam tetap di Mekkah, Arab Saudi, sejak usia 15 tahun.
Pemuda itu bernama Syekh Asal Syu'bah bin Haji Yanto al-Makki al-Banjari. Akrab disapa Ustaz Asal.
Ia adalah anak angkat Guru Syairazi Kandangan dan anak angkat Imam Masjidil Haram Syekh Dr Hasan Bukhari.
Baca: Belum Genap Sebulan, Ariana Grande Putuskan Bertunangan dengan Sang Kekasih
Kisah ustaz Asal seketika menjadi viral setelah diunggah ke Facebook oleh Nur Hidayatullah Yuzarsif, Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang.
Melalui unggahannya, Nur Hidayatullah menceritakan panjang lebar tentang sosok ustaz Asal.
Disebutkan bahwa ustaz Asal menjadi imam salat rawatib, tarawih, dan qiyamul lail di beberapa masjid di Makkah, antara lain: Masjid Al-Bashawiri dan Masjid ‘Asyur Bukhari (2012), Masjid Ar-Ridha (2013), Masjid Syekh ibn Utsmain (2014), Masjid Bin Laden (2015), dan Masjid Birrul Walidain (2016, 2018).
Tahun 2017 ia tidak menjadi imam di Mekkah karena pulang ke kampung halamannya di Kandangan – Kalimantan Selatan, sekaligus menemui salah seorang gurunya yang bernama Tuan Guru Haji Ahmad Syairazi.
Ustaz Asal lahir di Mekkah pada tahun 1997, anak pertama dari pasangan Ustaz Yanto dan Ustazah Mariyati.
Meski sejak lahir menetap di Mekkah, kewarganegaraan ustaz Asal tetap Indonesia.
Ayah dan ibunya berasal dari Ambutun, Kandangan, Kalimantan Selatan.
Baca: Beruntung Punya Pasangan 5 Zodiak Ini, Cintanya Tulus Tanpa Syarat
Berikut cerita lengkap Nur Hidayatullah Yuzarsif:
“Asal” begitu panggilan guru dan ulama Makkah kepadanya, tidak pernah mondok seperti kebanyakan ustadz pada umumnya.
Ia mukim di rumah orang tuanya di Makkah.
Di usia 12 tahun ia menyelesaikan hafalan Alquran, dan meraih ijazah hafalan Alquran dengan predikat “Excellent” dari Lembaga Hafalan Alquran tingkat Kota Makkah.
Ia telah menamatkan bacaan dan hafalan Alquran serta masih rutin mereview di bawah bimbingan Imam Masjidil Haram Syekh Dr Hasan Bukhari, bahkan sudah menamatkan Alquran riwayat Syu’bah bin ‘Ashim Al-Kufi di bawah bimbingan Imam Masjidil Haram tersebut.
Pemuda yang suka mendendangkan nasyid ini juga pernah meraih juara 1 Musabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat Kota Makkah, dan peringkat utama dengan Predikat Exelent pada Musabaqah Hifzhil Qur’an di Masjid al-Kuwaiti.
Dirinya sering tampil di stasiun tv di Kota Makkah, diundang membacakan ayat suci Alquran pada acara-acara khusus yang dihadiri oleh para syekh, ulama, dan tokoh di Kota Makkah.
Baca: Dari Opor Padang Hingga Jawa: Inilah 7 Resep Opor Ayam untuk Menyemarakkan Lebaran
Selain menjadi Imam Masjid Birrul Walidain di kawasan Zaidi Makkah, saat ini Ustadz Asal juga sibuk mengajar hafalan, tahsin dan tilawah alquran, di beberapa tempat; antara lain di Masjid ‘Asyur Bukhari Makkah, di bawah binaan Syekh Hasan Bukhari, mengajar mahasiswa luar negeri di Masjid Fakultas Dakwah di bawah binaan Universitas Ummul Qura.
Setiap bulan Sya’ban diadakan penutupan tahfizh, sehingga mahasiswa pulang ke negerinya masing-masing.
Di saat itulah Ustadz Asal kembali tampil bersama tokoh dan ulama Makkah seperti Imam Masjidil Haram Syekh Dr. Hasan Bukhari dan Khatibnya Imam Saleh al-Thalib yang juga tercatat sebagai Hakim Agung di Kota Makkah.
Demikianlah kisah seorang pemuda Indonesia yang sukses di tempat turunnya Islam.
Ia berpesan kepada umat Islam khususnya para pelajar dan generasi muda agar menyibukkan diri dengan Alquran.
Baca: Siapa Sangka, Bukan Nagita yang Berhak Miliki Rumah Produksi Rieta Amilia, Tapi Lelaki Ini
Sebab Alquran adalah kitab yang paling mulia, diwahyukan kepada nabi yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat yang paling mulia, Jibril AS, diturunkan di dataran bumi yang paling mulia, Mekkah, pada bulan yang paling mulia, Ramadhan, dan di malam yang paling mulia, malam lailatul qadar, yang lebih baik dari seribu bulan.
Maka, mereka yang memuliakan Alquran adalah mereka yang dimuliakan Allah SWT.
Betapa banyak orang yang memuliakan Alquran, hidup dan kehidupannya semakin berkah dan sukses.
Memuliakan Alquran dengan membacanya, memahami dan mentadabburinya; syukur-syukur bisa menghafal dan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan. Semoga...
(TribunKaltim.co/Syaiful Syafar)