Titi Syok Lihat 2 Anaknya, Fatir dan Fatur Tertimbun Reruntuhan Bangunan & Tanah Longsor di Kaliawi
Hujan deras sejak Sabtu (23/6/2018) subuh, mengakibatkan empat unit kontrakan milik Ali Rahman (Alm) di Kelurahan Kaliawi, tergerus longsor.
Penulis: Teguh Prasetyo | Editor: Teguh Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung, sejak Sabtu (23/6/2018) subuh, mengakibatkan empat unit kontrakan milik Ali Rahman (Alm) di Jalan Khairil Anwar, Kelurahan Kaliawi RT 07 LK 03 Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, tergerus longsor.
Meski tidak ada korban jiwa, namun tanah longsor itu sempat menimbun lima orang anak-anak dan satu orang dewasa.
Baca: Inilah Jenis Tes dan Soal yang Akan Diujikan di Seleksi Kompetensi Dasar Penerimaan CPNS 2018!
Beruntung semua korban berhasil dievakuasi, dan hanya mengalami luka dan memar ringan.
Adapun kelima anak- anak itu adalah Dimas (11), Fatir (6), Fatur (4), Alif (6), dan Farhan (5). Selain itu ada satu orang dewasa yang juga jadi korban luka yakni Sartiyah (32).
Menurut Zainal (32), korban sekaligus saksi kejadian mengatakan, peristiwa tejadi sekitar pukul 08.20 WIB.

Saat itu, kebetulan ia berada di dalam rumah dan istriya Sartiyah (32) sedang menyapu di area teras.
"Kejadiannya begitu singkat. Tahu-tahu ada suara gubrak dan srotttt dari guguran genteng yang terbawa tiang teras. Saya dan beberapa teman kontrakan langsung lari keluar untuk melihat. Di situ kami melihat anak-anak sudah tertimbun reruntuhan material bangunan," kata Zainal.
Baca: Ayo Saksikan Laga Piala Dunia Rusia 2018: Inggris vs Panama. Kick Off Jam 19.00 WIB di TransTV!
"Bahkan, Fatur (4) hanya terlihat kakinya saja dan kakaknya sudah tertimbun setengah badan. Sementara anak lainnya mengalami kondisi serupa. Istri saya sendiri terlihat menyender di tiang yang sudah miring," sambungnya bercerita.
Dengan cepat, lanjut dia, anak-anak segera diangkat dari reruntuhan. Beruntungnya tidak sampai ada korban jiwa.
Karena mengalami luka di area kepala, dua anak yakni Dimas dan Fatir segera dilarikan ke Puskesmas untuk kemudian dirujuk ke RS Urip Sumoharjo.
Titi Sari (26), ibu dari dua anak, Fatir dan Fatur mengaku syok dan was-was.
Apalagi ia melihat langsung anaknya Fatir (6) dan Fatur (4) tertimbun tanah pondasi.
"Kakinya Fatur itu di atas, sedang badannya tertimbun tanah. Haduh tau dah," ujarnya, Minggu 24 Juni 2018.
Baca: Masih Lajang dan Tampan, Yuk Intip Gaya Pangeran Faza Asal Dubai Saat Hadiri Royal Ascot di Inggris!
Meski demikian, Titi mengaku bersyukur anaknya bisa diselamatkan dan hanya mengalami luka-luka saja.
"Sekarang lagi dipijitin ke tukang pijit sama bapaknya. Kalau keadaannya sih kepala benjol dan kalau Fatir, banyak luka," ucapnya.
Titi pun mengaku akan membawa kedua anaknya ke dokter pada Senin besok untuk mencek apakah ada luka dalam.
"Ya besok mau di-scan, kami sendiri nggak ada bantuan dari siapa-siapa," tuturnya.
Baca: Heboh Penemuan Jenglot yang Diduga Curi Uang Jutaan Rupiah Milik Warga, Begini Penjelasan Polisi!
Sementara Dimas (11), mengaku masih pusing kepalanya setelah mendapat delapan jahitan
"Besok rencana di-scan ke rumah sakit, kalau kemarin cuman dijahit dilihat sakit," katanya.
Dimas mengatakan, kejadian longsor bermula saat ia bermain kelereng bersama keempat temannya di teras rumah.
"Ya saya lihat tanahnya gerak, ya kami lihatin. Eh gak tahunya ambrol genting juga ambles," tutupnya.
Baca: Naik Motor Terabas Hutan dan Lewati Kuburan, Perjuangan Yuni Shara Buat Manggung Bikin Salut!
Sedangkan Sartiah, satu-satunya orang dewasa yang menjadi korban di hadapan Tribun mengatakan, kalau ia masih berasa sakit akibat tertimpa puing-puing genting dan kayu yang ada di teras.
"Kan yang longsor teras, jadi penyangga ngikut, akhirnya genting ama kayu di teras itu ambles dan nimpa saya," ungkapnya, Minggu 24 Juni 2018.
Sartiah pun mengaku hingga saat ini belum memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan meski ia sudah tertimba balok kayu besar.

"Ya belum periksa, mau periksa gimana pada libur, kalau anak-anak udah langsung pulang, kalau di-scan itu belum, baru bisa senin besok, saya juga sekalian," ungkapnya.
Sartiah mengatakan, pihaknya baru mendapat bantuan dari PMI yang memberi bantuan berupa terpal dan alat masak.
"Sama detergen, itu saja. Kalau dari pemerintah kota memang belum ada, ini rumah juga masih dalam tahap perbaikan, jadi saya sementara ngungsi di rumah mertua," ucapnya.
Baca: Wow, BTS Kembali Boyong 4 Penghargaan Bergengsi di Ajang Radio Disney Music Awards 2018!
Meski kejadian sudah kemarin, Sartiah mengaku masih waswas karena keadaan cuaca yang belum stabil dan masih ujan deras.
"Pasti masih waswas, kan kejadian juga pas waktu ujan, jadi kalau udah ujan itu udah trauma," tutupnya.
Pantauan Tribun Lampung, kondisi rumah kontrakan dalam keadaan kosong.
Dan saat ini dalam proses perbaikan, sedangkan puing-puing genting sudah dibersihkan.
Baca: Menghilang Usai Menang Indonesian Idol, Akhirnya Maria Simorangkir Muncul. Wajahnya Jadi Perhatian
Tanah Labil Sebabkan Longsor
Musibah longsor yang terjadi di Kaliawi disebabkan labilnya kondisi tanah.
Selain itu juga karena rapuhnya konstruksi tiang pancang di bedeng milik almarhum Ali Rahman itu.
Menurut Zainal (32), salah satu warga yang rumahnya jadi korban longsor, bangunan tersebut berdiri sejak 1982 silam.

Sementara kondisi fondasi sudah menggantung akibat terkikis hujan.
Selain itu, setiap kali hujan turun, bisa dipastikan atapnya bocor.
Maka dari itu, ia lebih memilih mengungsi ke rumah orangtuanya.
Begitu pula tiga kepala keluarga lainnya, yakni Herman, Zeki, dan Yadi.
Baca: Populer - Diduga Sajikan Ayam Goreng Busuk ke Konsumen, Begini Nasib Restoran di Lampung
Berniat akan Dirobohkan
Guna menghindari terulangnya musibah serupa, rumah kontrakan di Kelurahan Kaliawi, Bandar Lampung akan dirobohkan.
Menurut Noni (59), anak Ali Rahman, kebanyakan penghuni bedeng adalah cucu ayahnya. Sementara yang mengontrak penuh cuma dua kepala keluarga.
Pascamusibah, Noni mengaku, kontrakan itu akan dirobohkan. Hal itu untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.

“Daripada ada korban jiwa, lebih baik dirobohkan. Tapi, semuanya bergantung kesepakatan anak-anak almarhum. Karena kami ada 11 bersaudara. Daripada ada apa-apa nantinya, apalagi bangunannya sudah tua, dibangun 1982 lalu,” ungkapnya.
Apalagi, sambung Noni, kejadian serupa pernah terjadi pada 2016 lalu. Saat itu, tembok setinggi tiga meter di belakang bedeng roboh dan menimpa area belakang rumah.
Saat itu memang turun hujan deras. Meski hanya terjadi kerusakan kecil, luapan air sempat menggenangi rumah bedeng.
Baca: 2 Dokumen Sepele Ini Wajib Ada Jelang Pembukaan Pendaftaran CPNS 2018
Apalagi, kontur tanah tempat bedeng berdiri agak menanjak dan di atasnya agak berbukit.
Sekitar 30 menit pasca kejadian, camat dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandar Lampung yang dikomandoi M Rizky tiba di lokasi guna membantu para korban longsor. (*)