BMKG Imbau Nelayan Kapal Kecil Tak Melaut Hingga Minggu
BMKG mengimbau nelayan, khususnya kapal kecil, agar tak melaut dahulu. Aktivitas melaut sebaiknya disetop setidaknya hingga Minggu (29/7).
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solichin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung mengimbau nelayan, khususnya kapal kecil, agar tak melaut dahulu. Aktivitas melaut sebaiknya disetop setidaknya hingga Minggu (29/7).
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto mengungkapkan, sesuai prakiraan BMKG, gelombang laut bisa mencapai 4-6 meter dalam tiga hari ke depan sejak keluarnya prakiraan pada Kamis (26/7).
Baca: Ogah ke Rusunawa, 30 KK Masih Bertahan di Lahan Eks Pasar Griya
"Karenanya, nelayan tradisional atau kapal kecil di kawasan Krui, Pesisir Barat, sampai Tanggamus sebaiknya tidak melaut dulu sampai tiga hari ke depan (hingga Minggu)," katanya.
Baca: VIDEO CONTENT – The Collaborators: Bupati Lamsel Kena OTT, Proyek Dikendalikan Agus BN
Rudi merinci, gelombang cukup tinggi berpotensi terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Lampung. Penyebabnya, jelas dia, angin dari Benua Australia mengarah ke barat, termasuk ke wilayah Indonesia bagian barat. Angin itu berkecepatan 5-17 knot, bahkan bisa sampai 20 knot dari normal 3-5 knot.
"Jika sudah di atas 15 knot, kategorinya termasuk ekstrem. Angin ini membawa gelombang yang cukup tinggi. Wilayah Lampung yang terkena dampaknya, yaitu Pesisir Barat, Teluk Semaka (Tanggamus), dan Selat Sunda bagian selatan," paparnya.
Sementara untuk wilayah Lempasing, Pesawaran, dan Gudang Lelang, Telukbetung, Bandar Lampung, menurut prakiraan BMKG, masih relatif aman. Rudi mengungkapkan, gelombang laut termasuk di jalur pelayaran Bakauheni-Merak berkisar 0,5-1 meter.
"Untuk jalur penyeberangan, tidak perlu khawatir. Saat ini masih dalam kategori aman," ujarnya.
Pantauan Tribun di kawasan Gudang Lelang, Kamis, sejumlah nelayan masih melaut di tengah angin cukup kencang dan ombak cukup tinggi. Namun, beberapa lainnya ada yang sudah dua hari tidak melaut.
"Kalau saya, masih tetap melaut. Sekarang memang angin lagi kencang dan ombaknya tinggi," tutur Tarsono, nelayan yang baru pulang melaut.
Tarsono mengaku memiliki kiat tersendiri jika angin tiba-tiba kencang dan ombak tinggi saat di tengah laut. "Berlabuh ke pulau, gitu aja," katanya.
Sementara Ari, nelayan dari Kapal Motor Rukun Asih, mengaku sudah dua hari kapalnya bertahan tidak melaut.
"Tadinya mau melaut. Tapi sudah dua hari ini bertahan, karena ombaknya besar. Tunggu dulu supaya (ombak) agak turun," ujarnya. (eka)
