8 Bulan Latihan Rutin, Bina Vokalia SMAN 2 Bandar Lampung Raih 3 Emas di Ajang BICF 7th 2018

Paduan suara SMAN 2 Bandar Lampung berhasil mengukir prestasi internasional di ajang Bali International Choir Festival (BICF) 7th 2018.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Teguh Prasetyo
Ist
Bina Vokalia 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Paduan suara SMAN 2 Bandar Lampung berhasil mengukir prestasi internasional.

Mereka meraih tiga emas sekaligus dalam kompetisi Bali International Choir Festival (BICF) 7th 2018, 24-28 Juli 2018.

Baca: Bina Vokalia Sabet Tiga Medali Emas di Ajang BICF 7th 2018

Kompetisi ini diikuti 146 tim paduan suara dari 16 negara.

Tim paduan suara SMAN 2 yang tergabung dalam Bina Vokalia ini beranggotakan 49 penyanyi, dua conducter, serta satu pianist.

Mereka didampingi dua pelatih, Josua Sovianto dan Tian Hestiarto, seorang koreografer, serta penata kostum dan make up Suherlina.

Tim menyabet tiga medali dalam tiga kategori berbeda pada kompetisi itu. Yakni, medali emas pop and jazz, medali emas teenagers, serta medali emas di babak championship.

Penentuan mendapatkan medali emas adalah peserta mendapatkan nilai di atas 33.00.

Tak mudah meraih prestasi ini. Tim harus rutin berlatih untuk menyamakan suara.

Hal ini dirasakan Hairunisza Putri Maharani, Rachellen Argatha Sirait, dan Dheby Azansky.

Hairunisza atau yang akrab disapa Inez menceritakan, dirinya berlatih selama delapan bulan dari Desember 2017-Juli 2018.

Baca: Wajib Bayar Rp 22 Juta Jika Mau Masuk SMAN 2 Bandar Lampung

Tim yang berjumlah puluhan orang, harus saling mengisi kekurangan suara satu sama lain sehingga menjadi harmoni indah.

Mereka juga harus rutin latihan yang digelar dua kali dalam seminggu sepulang sekolah sekitar pukul 15.30-17.30 WIB.

"Kalau aku itu jenis suaranya sopran, jadi sulit menjangkau nada-nada tinggi. Namun karena berlatih rutin, akhirnya bisa juga menjangkau nada-nada tinggi itu. Selain latihan di sekolah, di rumah juga diulang-ulang lagi," kata dia.

Saat berlomba, terus dia, tim paduan suara dari negara China paling berat.

"Suara mereka bagus dan berkualitas. Tapi kita yakin saja, bisa lebih bagus," kata dia.

Sementara Rachellen menuturkan, seluruh peserta dilatih dengan keras, disiplin dan mandiri.

Ia mengaku butuh waktu kurang lebih delapan bulan berlatih untuk dua kategori teenagers serta pop and jazz.

"Setiap kategori harus membawakan dua lagu dan setiap tim harus menyiapkan satu lagu apabila masuk babak champion. Jadi, selama delapan bulan tim mempelajari enam lagu," papar peraih juara 1 Bintang Radio Pop Lampung 2017.

Baca: Para Istri Menteri Kabinet Kerja Geruduk SMAN 2 Bandar Lampung

Perasaan gugup dirasakan Rachellen bersama dengan satu timnya kala menghadapi perlombaan.

Sebab, seluruh peserta bagus dan berpengalaman. Menurutnya, negara yang lumayan berat jadi pesaing adalah Filipina karena merupakan salah satu negara yang paduan suaranya terbaik di regional Asia Tenggara.

"Tapi kami telah dididik untuk tidak "kaget" dan "demam panggung" sejak latihan. Jadi saya dan teman-teman satu tim dapat menyikapinya dengan baik," tuturnya.

Sementara anggota Tim Bina Vokalia lainnya, Dheby Azansky mengungkapkan hal yang tersulit dirasakannya adalah saat dites satu persatu oleh pelatih sebelum perlombaan.

"Itu jadi momen-momen yang menegangkan sekali. Soalnya ketahuan kan skil individunya sudah sejauh mana. Dan menyamakan koreografinya maupun ekspresi. Itu butuh waktu yang sangat lama dan juga pelapazan huruf vokal," jelasnya.

Salah satu orangtua peserta Tim Bina Vokalia, Lis Permatasari menyatakan, sangat mendukung sang anak yang berkecimpung dalam kegiatan Bina Vokalia SMAN 2 Bandar Lampung.

"Dengan prestasi yang baru diraih ini tentunya bersyukur dan bangga. Karena dapat membawa nama sekolah dan provinsi. Kita bangga anak kita berprestasi," tutur ibu dari Hairunisza.

Menurutnya, bakat anaknya dalam bidang olah vokal sudah terlihat sejak kecil.

"Dan mulai aktifnya sejak duduk di bangku SMP. Pernah jadi penampil terbaik vokal group dalam lomba FLS2N di Semarang," paparnya.

Ia pun berpesan kepada sang anak untuk tetap menyeimbangkan antara agama dan juga prestasi dalam menjalani kehidupan. "Jadi harus bisa jalan sama-sama keduanya," harapnya.

Baca: Kapolresta Bandar Lampung Jadi Pembina Upacara di SMAN 2 Bandar Lampung

Conducter Tim Bina Vokalia SMA N 2 Bandar Lampung, Naning Widayati menuturkan, kompetisi ini diikuti negara Kanada, China, Japan, Latvia, Lithuania, Malaysia, Myanmar. Kemudian, New Zealand, Philippines, Poland, Singapore, South Korea, Thailand, USA, Venezuela, dan Indonesia.

"Ini perlombaan keempat yang diikuti SMA 2 di event international," paparnya.

Ia menceritakan, latihan bagi para siswanya cukup sulit. Karena mereka harus dilatih dari nol.

"Ya kalau pelatihnya kan saya gak ganti-ganti sementara pesertanya akan terus berganti-ganti. Makanya diperlukan kesabaran dan keuletan dalam melatih mereka. Karena di sini bukan hanya melatih bernyanyi saja tapi juga kedisiplinan, komitmen, dan lainnya," paparnya.

"Mereka ini belum tahu pencapaian yang dituju seperti apa. Makanya, diawal-awal saya merasa ngotot sendiri karena harus mengajak mereka lompat level. Misal, kakak tingkat lalu levelnya 7, mereka mau diajak level 9. Tapi mereka harus memulai dari level 1 bukan 7, itu yang paling berat," ujarnya. (eka) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved