Putri Kembarnya Meninggal Bersamaan, Pria di Menggala Tak Kuat Ingat Kebiasaan Anaknya

Ermadi seakan belum percaya dua putri kembarnya Elsa (10) dan Elsi (10) meninggal bersamaan karena tenggelam.

Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Safruddin
Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnain
Jajaran Polsek Menggala mendatangi rumah Ermadi(35),Senin 6 Agustus. Ermadi merupakan orangtua putri kembar Elsa dan Elsi yang tewas tenggelam, Sabtu 4 Agustus 2018. 

Usai dari rumah duka, beberapa wartawan bersama anggota Babinkamtibmas Polsek Menggala mencoba menelusuri tempat tenggelamnya empat korban tersebut.

Lokasi tempt tenggelamnya korban terlihat berupa rawa yang disekelilingnya terdapat rerumputan dan pepohonan.

Beberapa warga sekitar menyebut, lokasi rawa tersebut merupakan anak sungai atau dalam bahasa Lampung disebut Maharow dari sungai rengas cendung.

"Dari dulu tempat ini memang seperti ini. Menurut cerita, zaman perang dulu wilayah ini merupakan tempat berkumpulnya para prajurit untuk melakukan musyawarah," kata salah satu warga bujung tenuk.

Warga pun menyebut lokasi yang biasa dijadikan tempat menggembala kerbau itu dengan nama Rawa Sidang.

"Musim kemarau airnya tidak pernah kering. Kedalamannya sekitar empat meter," kata warga lainnya.

Sehari sebelumnya, Kapolsek Menggala Iptu Zulkifli meminta pihak terkait dapat menertibkan lokasi tambang pasir ilegal yang marak di masyarakat.

Baca: VIDEO - 5 Mahasiswi Cantik Asal Philipina Akan Mengajar di 4 SMA di Bandar Lampung

Ini untuk mencegah terjadinya warga yang tenggelam akibat tercebur ke dalam kolam bekas galian tambang pasir ilegal.

Hal ini ditegaskan Kapolsek menyusul tewasnya empat warga Kampung Bujung Tenuk Kecamatan Menggala yang tewas tercebur ke dalam kolam bekas galian tambang pasir di wilayah setempat, Sabtu (4/8) sore.

"Harus selektif, mesti ada penertiban dari pihak terkait," terang Zulkifli, Minggu (5/8).
Zulkifli mengatakan, lokasi tempat tewasnya empat korban merupakan bekas tambang pasir masyarakat.

"Itu (lokasinya) lebung bekas galian pasir warga sekitar. Tidak ada pemiliknya," papar Zulkifli.
Mantan Kasat Polairud Tulangbawang itu menyebut tidak ada yang mengetahui secara persis kronologi tenggelamnya ke empat warga tersebut.

"Tidak ada yang tahu bagaimana kronologi sebenarnya. Karena di lokasi itu kan jauh dari pemukiman penduduk. Warga geger setelah melihat jasad korban di air itu," ujar Kapolsek. (end)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved