Najwa Shihab Disebut Jadi Calon Ketua Timses Jokowi-Maruf Amin, Sujiwo Tedjo Ungkap Hal Mengejutkan

Di akhir ungggahannya 20 menit yang lalu, Sudjiwo Tedjo mengingatkan bahwa justru di zaman sekarang yang berbahaya

Instagram/@najwashihab
Najwa Shihab. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Nama Najwa Shihab masuk dalam kandidat ketua timses capres cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, Budayawan Sujiwo Tedjo ikut menanggapi.

Perihal Najwa Shihab jadi kandidat ketua timses Jokowi-Maruf Amin di Pilpres 2019, dituliskan Sudjiwo Tedjo, di akun Twitternya @sudjiwotedjo, Senin (27/8/2018).

Sudjiwo Tedjo menanggapi salah satu akun berita online yang menyebutkan Najwa Shihab sebagai kandidat ketua timses Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Baca: Setelah Dioperasi di Arab Saudi, Jamaah Haji asal Lampura Kehilangan Suara dan Meninggal Dunia

Sujiwo Tedjo komentari Najwa Shihab jadi kandidat Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019
Sujiwo Tedjo komentari Najwa Shihab jadi kandidat Ketua Timses Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 (twitter via tribunbogor.com)

Menurutnya, apabila berita tersebut benar, maka ada baiknya kalau program Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab tersebut harus berhenti tayang hingga Pilpres 2019 mendatang.

Tak hanya itu, jurnalis selain Najwa Shihab pun harus mundur jika menjadi timses salah satu calon presiden.

"Dengan segala cinta, dan dengan segala hormat, jika berita ini betul, Mata Najwa harus tutup sampai Pilpres 2019 selesai bila Najwa Shibab jadi timses salah satu capres apalagi ketua timses. Selain Najwa, seluruh wartawan/wati jg hrs mundur jk jd timses serupa," tulisnya.

Rupanya unggahan ini pun mendapat tanggapan dari salah seorang warganet.

Warganet tersebut menyebutkan bahwa Najwa Shihab ini masih berstatus kandidat.

Jadi belum tentu, benar menjadi timses Jokowi.

@heyex_ : Masih dalam kategori "kandidat" cuk

Ternyata, Sudjiwo Tedjo memiliki pendapat berbeda.

Ia menyebutkan meski masih dalam status kandidat, tetap saja Najwa Shihab harus mundur sebagai wartawan.

Pasalnya, seorang wartawan harus memiliki prinsip 'netralitas'.

“Kandidat” pun sebenarnya sudah perlu mundur sbg wartawan. Masa’ juru kabar punya kecenderungan dukungan? Kalau gak punya kecenderungan dukungan, tidak mungkin dijadikan kandidat. Wartawan baiknya NETRAL," balas Sujiwo Tedjo.

Di akhir ungggahannya 20 menit yang lalu, Sudjiwo Tedjo mengingatkan bahwa justru di zaman sekarang yang berbahaya adalah framing berita.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved