Terminal "Bayangan" di Bundaran Rajabasa-Hajimena Masih Beroperasi
Terminal "bayangan" yang berlokasi di bundaran Rajabasa-Hajimena masih beroperasi.
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BAYU SAPUTRA DAN EKA AHMAD SHOLICHIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Terminal "bayangan" yang berlokasi di bundaran Rajabasa-Hajimena masih beroperasi. Banyak awak bus memilih mangkal di bundaran dekat Tugu Radin Inten, Rajabasa, itu dengan alasan sepinya penumpang di Terminal Induk Rajabasa.
Pantauan Tribun Lampung, Minggu (9/9/2018) siang hingga sore, banyak bus antar kota dalam provinsi (AKDP) mangkal alias ngetem di tepi jalan lintas Sumatera. Persisnya di bundaran perbatasan Rajabasa, Bandar Lampung, dengan Hajimena, Natar, Lampung Selatan.
Ari, sopir bus jurusan Rajabasa-Way Abung (Tulangbawang), mengakui memilih mangkal di bundaran Rajabasa-Hajimena karena penumpang lebih ramai ketimbang di Terminal Rajabasa.
"Mangkal di sini, penumpang pasti penuh. Daripada mangkal di terminal, enggak ada penumpangnya," kata Ari.
Nasir, sopir bus jurusan Rajabasa-Metro, membenarkan sedikitnya penumpang jika ngetem di Terminal Rajabasa yang berjarak sekitar dua kilometer dari bundaran.
"Di terminal, penumpang sepi. Kalau di bundaran, ramai. Apalagi kalau sore," ujar Nasir. "Biasanya ngetem 10-30 menit. Ini juga sudah dari terminal," imbuhnya.
Kepala Terminal Tipe A Rajabasa Denny Wijdan menjelaskan, setiap bus AKDP maupun AKAP (antar kota antar provinsi) harus masuk terlebih dahulu ke Terminal Rajabasa sebelum melanjutkan perjalanan. Dinas Perhubungan pun, kata dia, sudah sering melakukan sosialisasi kepada awak bus agar selalu masuk terminal.
"Sopir-sopir bus banyak yang bandel (tidak masuk terminal) karena menghindari retribusi. Mereka juga malas memutar untuk masuk ke terminal," kata Denny melalui ponsel.
Arus Lalin Semrawut
Dampak dari terminal bayangan bundaran Hajimena di antaranya adalah arus lalu lintas yang semrawut. Sejumlah pengendara pun mengeluhkan kondisi tersebut, terutama pada pagi saat hari kerja.
Andi Dharmawan, warga Kecamatan Labuhan Ratu, kerap merasakan kondisi semrawutnya arus lalu lintas pada pagi hari akibat bus-bus menunggu penumpang di tepi jalan.
"Sedang buru-buru pergi kerja, lewat situ, tapi kendaraan harus pelan. Kondisi jalan macet," kata Andi.
Selain macet, menurut Andi, keberadaan terminal bayangan bundaran Hajimena dengan berderetnya bus-bus di tepi jalan juga membahayakan pengendara lainnya. Ia pun berharap aparat kepolisian maupun dishub mengambil tindakan.
"Harapannya, polisi atau petugas dishub menindaklanjuti kondisi bus-bus yang sering mangkal di bundaran dan bikin macet," ujarnya.