Lahirkan Bayi Berkelamin Ganda, Pasutri Bingung Tentukan Jenis Kelaminnya

Lahirkan Bayi Berkelamin Ganda, Pasutri Asal Lampung Utara Bingung Tentukan Jenis Kelaminnya

Penulis: anung bayuardi | Editor: taryono
ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Reksa Al Gibran, bayi berusia sembilan (9) bulan, lahir dengan kondisi memiliki kelamin ganda.

Ini membuat kedua orangtuanya bingung. Untuk menentukan kelaminnya, Reksa harus diobati. Apa daya, orangtuanya tak memiliki biaya.

Kini Subagio dan Tri Purwati hanya bisa berharap uluran tangan dari para dermawan agar sang anak bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.

Baca: Alasan Reino Barack Belum Mau Meminang Luna Maya Meski Sudah 5 Tahun Pacaran

"Saya bersama suami ingin sekali membawa Reksa ke ruang operasi agar ke depannya anak saya bisa tumbuh normal. Namun, kehidupan kami yang pas-pasan membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami bingung harus mencari biaya kemana untuk biaya pengobatan Reksa," ujar Tri Purwanti saat diwawancarai, Minggu (16/9).

Kelainan yang dialami Reksa baru diketahui Tri Purwanti usai melahirkan. Saat hamil, Tri Purwanti mengaku tidak ada hal ganjil dari kandungannya.

Memang sebelum melahirkan, Tri Purwanti sempat mengalami kekeringan air ketuban.

Itulah yang membuat dokter mengambil keputusan untuk mengambil langkah operasi caesar terhadap kandungannya.

Begitu lahir, Reksa sempat kritis selama 72 jam. Pada saat itulah, dokter menyatakan Reksa memiliki kelamin ganda.

"Saya juga diberitahu suami saya," kata Warga Wonogiri II Kelurahan Kelapa Tujuh, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara ini .

Baca: Tak Seindah yang Dibayangkan, Ini Pahitnya Kehidupan Para Ladyboy Thailand

Subagio dan Tri Purwanti sempat memeriksakan Reksa ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM).

Saat itu, dokter menyatakan harus dicek hormon dulu agar bisa mengetahui gen Reksa cenderung berjenis kelamin apa.

Namun karena keterbatasan biaya, Subagio yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini tak mampu memeriksakan Reksa lebih lanjut.

Kelamin ganda atau ambiguous genital merupakan kondisi langka di mana penampilan organ kelamin bayi yang baru dilahirkan tidak jelas apakah perempuan atau lelaki.

Baca: Pelamar CPNS 2018 Asal Lampung Diminta Pantau Terus Situs sscn.bkn.go.id

Biasanya, kelainan ganda langsung dapat dikenali segera setelah bayi lahir.

Namun, ada juga yang bisa didiagnosa sebelum kelahiran, meski hal tersebut jarang terjadi.

Pernah Dibantu

Dinas Sosial Lampung Utara mengklaim pernah memberikan bantuan ke orangtua Reksa.

"Kami juga sudah memberikan tali asih kepada orangtua Reksa, untuk meringankan bebannya," Kepala Dinas Sosial Lampung Utara M Erwinsyah.

Tali Asih tersebut, terang dia, merupakan kerjasama dengan komunitas peduli Lampung Utara, pendamping serta supervisornya pada program keluarga harapan.

Bantuan diberikan pada Senin 10 September 2018 lalu. 

Mengapa Kelamin Ganda Bisa Terjadi?

Kelamin ganda bisa terjadi jika selama kehamilan ada suatu hal yang tidak berjalan dengan normal hingga mengganggu perkembangan organ seks janin, contohnya:

Kurangnya atau tidak cukupnya hormon laki-laki pada janin laki-laki.

Kelebihan hormon laki-laki pada janin perempuan.

Mutasi pada gen tertentu.

Kelainan kromosom.

Kelainan genetik.

Ibu hamil mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Adanya tumor pada ibu ketika sedang mengandung.

Kurangnya produksi hormon tertentu. Hal ini dapat menyebabkan embrio berkembang dengan tipe tubuh wanita, tanpa memandang jenis kelamin genetik.

Perempuan atau Lelaki?

Jika secara genetik si anak ternyata berkelamin perempuan, tanda-tanda kelamin ganda bisa dicermati melalui:

Klitorisnya membesar hingga terlihat seperti penis kecil.

Labia kemungkinan menyatu dan terlihat seperti skrotum.

Pembukaan uretra (tempat urine keluar) bisa berada di sepanjang, di atas, atau di bawah permukaan klitoris.

Terkadang terasa ada benjolan jaringan di dalam labia yang menyatu, membuatnya terlihat seperti skrotum dengan testis.

Bayi pun sering dianggap berjenis kelamin laki-laki dengan testis tidak turun.

Dan jika secara genetik si anak adalah laki-laki, tanda-tanda kelamin ganda dapat dilihat dari:

Ukuran penisnya kecil (kurang dari 2 atau 3 cm) hingga terlihat seperti klitoris yang membesar dan dengan pembukaan uretra lebih dekat ke skrotum.

Kemungkinan ada skrotum kecil yang terpisah dan terlihat seperti labia.

Pembukaan uretra bisa berada di sepanjang, di atas, atau di bawah penis.

Bisa juga terletak di perineum (daerah antara anus dan skrotum atau vulva) hingga membuat bayi seperti berjenis kelamin perempuan.

Testis tidak turun dan skrotum kosong hingga terlihat seperti labia, disertai dengan atau tanpa penis kecil.

Kelamin Ganda Menjadi Kelamin Tunggal

Kelamin ganda bisa memengaruhi psikologis dan kesejahteraan sosial, tidak hanya bagi orang tua melainkan juga pada si anak ketika dia besar kelak.

Karena kompleks dan jarangnya kasus ini terjadi, hingga perlu dibentuk satu tim dokter khusus untuk menangani kondisi ini.

Tim tersebut terdiri dari dokter anak, ahli urologi pediatrik, dokter ahli perawatan bayi baru lahir, dokter ahli bedah umum anak, dokter ahli sistem endokrin dan kelenjar, dokter ahli genetika, dan psikolog.

Operasi menjadi pilihan dalam menangani kasus kelamin ganda.

Misalnya dengan memindahkan testis yang tidak turun ke dalam skrotum, memisahkan vulva yang menyatu, atau mengecilkan klitoris.

Operasi dilaksanakan tentunya setelah dilakukan pemeriksaan terhadap si anak terlebih dahulu. Orang tua bisa memutuskan “memiliki” anak perempuan atau lelaki, tentunya setelah berdiskusi panjang dengan tim dokter dan melihat hasil tes.

Sebagian besar ahli medis menganjurkan jika operasi dilakukan sejak dini agar jenis kelamin anak jelas dan membuat anak merasa menjadi bagian dalam masyarakat.

Ada juga kelompok masyarakat yang menyarankan agar menunggu operasi sampai anak cukup dewasa untuk memutuskan.

Selain operasi, anak juga membutuhkan terapi hormon ketika mereka berusia remaja. Gunanya untuk membantu mereka menjalani masa pubertas. Dan tidak ketinggalan, konseling untuk orang tua dan anak itu sendiri.

Pengobatan kelamin ganda dilakukan tidak hanya demi kesejahteraan sosial maupun psikologis anak, melainkan juga kesehatan fisiknya.

Mengapa? Karena kelamin ganda bisa menyebabkan ketidaksuburan, masalah pada fungsi seksual, meningkatkan risiko beberapa jenis penyakit kanker, hingga rasa tidak nyaman mengenai identitas gender.

Kelamin ganda memang bisa diatasi dengan operasi. Namun, hal tersebut tidak boleh diputuskan dengan sembarangan dan tanpa pertimbangan yang matang, karena hal ini menyangkut hajat hidup anak dari kecil hingga tua nanti.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved