Gempa Donggala Palu

Listrik Padam Jadi Penyebab Tsunami Palu Tak Terdeteksi? BIG Jelaskan Masalah Infrastruktur

Banyak orang mengaku heran terkait peringatan dini tsunami dan penanganan bencana saat terjadi gempa Donggala dan tsunami Palu

CN 235 Maritime Patrol Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin
Jembatan Kuning Ponulele yang roboh akibat tsunami pascagempa bumi yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat (28/9/2018). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Banyak orang mengaku heran terkait peringatan dini tsunami dan penanganan bencana saat terjadi gempa Donggala dan tsunami Palu pada Jumat (28/9/2018).

Dalam dua hari terakhir, sejumlah pertanyaan pun bermunculan.

Misalnya, pertanyaan berbunyi, "Kok bisa tsunami Palu nggak tahu?"

Atau, pertanyaan yang menyatakan, "Memang kita nggak punya peta hazard sampai nggak tahu?"

Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Hasanuddin Z Abidin mengungkapkan keruwetan masalah yang dihadapi, saat gempa Donggala yang diikuti tsunami Palu.

Ia menjelaskan, BIG sebenarnya mengelola satu stasiun pasang surut di dermaga Kota Palu.

Dalam stasiun itu, terdapat alat pengukur pasang surut.

Alat tersebut berfungsi mendeteksi tsunami.

Didukung dengan daya listrik, stasiun akan meneruskan data pasang surut ke pemangku kepentingan, antara lain BIG dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca: 5 Fakta Baru Gempa Donggala dan Tsunami Palu, Kekuatan Gempa Disebut 200 Kali Bom Atom Hiroshima

"Stasiunnya persis di pinggir laut. Online pakai listrik. Sebelum gempa, sebenarnya berfungsi. Tetapi begitu gempa, komunikasi listrik mati," jelasnya, ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (30/9/2018).

Hasan menambahkan, dia sendiri tak tahu nasib stasiun pasang surut tersebut saat ini, apakah hancur akibat gempa dan tsunami atau masih berdiri.

"Yang jelas, begitu listrik mati, data berhenti mengalir. Inilah tantangannya kalau alat tergantung listrik. Kita mengandalkan baterai cadangan, tetapi ternyata juga tidak berfungsi," ungkapnya.

Ketika stasiun pasang surut tak berfungsi, sebenarnya masih ada satu harapan, yaitu buoy tsunami yang biasanya dipasang di lepas pantai.

"Tapi yang saya tahu, kita tidak punya buoy tsunami di Palu. Buoy tsunami juga punya masalah. Banyak yang hilang dicuri," ungkap Hasan.

Gempa Palu, kata hasan, punya pelajaran penting soal perlunya infrastruktur peringatan dini gempa dan tsunami.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved