Sepekan Jelang Lamar Kekasih, Brigadir Sukamiarta Jadi Korban Gempa dan Tsunampi Palu

Rencana lamaran kekasih sudah disiapkan. Tapi takdir berkata lain. Brigadir Sukamiarta menjadi korban gempa dan tsunami Palu.

Editor: Safruddin
Puing bangunan di Perumnas Balaroa akibat gempa bumi yang mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018). Gempa bermagnitudo 7,4 mengakibatkan ribuan bangunan rusak dan sedikitnya 420 orang meninggal dunia.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

Gus Maiz adalah anak kedua dari dua bersaudara, Gus Maiz lulusan SPN Singaraja tahun 2005, dan langsung bertugas di Palu.

Ia menjadi anggota Satuan Lalu Lintas Polres Palu.

Saat gempa mengguncang dan diikuti tsunami di Palu, korban dikabarkan tengah bertugas untuk pengamanan (PAM) di Festival Palu Nomoni.

Baca: Usai Dikeroyok Puluhan Orang Nasib Bripka RK Tak Disangka, Propam Bilang Begini

"Selama kariernya di polisi, dia sangat perhatian dengan orangtua. Ibunya selalu diperhatikan. Dan, kami tidak ada firasat apapun sebelum kejadian ini," ungkap Gus Sukadana.

Sang Kekasih Selamat Kakak perempuan Gus Maiz, I Gusti Ayu Putu Widiantarini (35), menuturkan, terakhir berkomunikasi lewat telepon dengan adiknya dua hari sebelum kejadian.

Kabar meninggalnya Gus Maiz disampaikan pacar adiknya, yang berhasil selamat dan kini berada di pengungsian.

"Sempat pacar adik saya telepon kemarin malam (Sabtu malam). Dia bilang kalau adik meninggal. Posisi pacarnya adik di pengungsian, tapi ditelepon lagi tidak bisa," ucap Widiantari, sembari menuturkan pada Selasa besok dijanjikan akan dikasih uang oleh sang adik.

“Tidak biasanya adik mau kasi uang ke saya," sambungnya dengan nada pelan.

Widiantarini mengungkapkan, Gus Maiz biasanya setiap setahun sekali pulang ke Bali.

Biasanya setiap Nyepi. Namun, dalam dua tahun belakangan ini tidak pulang.

Gus Maiz selama ini menjadi tulang punggung keluarga, karena orangtuanya hanya bekerja sebagai petani.

"Ibu itu selalu dikirimin uang Rp 1 juta setiap meminta, karena tidak punya uang," ungkapnya.

Sementara ibu korban, I Gusti Ayu Kade Miliasih mengungkapkan, rencananya korban akan diaben di antara dua hari baik dalam kepercayaan Hindu Bali, yakni 4 Oktober 2018 atau 10 Oktober 2018.

Namun, hingga kemarin keluarga masih kesulitan berkomunikasi dengan berbagai pihak di Sulawesi Tengah.

Belum ada kepastian yang jelas kapan jenazah Gus Maiz tiba di Bali.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved